A. Pengertian sholat sunnah Dhuha
1. Anjuran melaksanakan sholat sunnah dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallalla- hu‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya fardhu ( wajib ).” ([HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami].
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan: “Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri beliau yang lain”.
2. Waktu afdhal Melaksanakan sholat sunnah dhuha
Waktu Yang lebih utama hendaknya ia memulai sholat itu setelah seperempat siang, Malikiyyah menyangkal pendapat tersebut yaitu beliau berpendapat bahwa yang paling utama adalah mengakhirkan sholat dhuha sehingga waktunya berlangsung setelah terbitnya matahari kira-kira antara masuknya waktu ashar dan terbenamnya matahari.[1] Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah,sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat - saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari.
Penjelasan: “Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta. Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 AM ~ 11:00 PM matahari”.
3. Jumlah Raka’at dan waktu sholat sunnah dhuha
Adapun tentang jumlah Raka’atnya , telah diriwayatkan oleh Ali r.a bahwa Rasulullah SAW bershalat Dhuha 6 raka’at dalam dua waktu yaitu, bila matahari mulai meninggi di pagi hari, beliau sholat dua raka’at ( ini merupakan wirid kedua diantara wirid-wirid di siang hari ), dan apabila matahari mencapai seperempat langit, dan sinarnya telah memancar luas dari arah timur, beliau shalat lagi empat raka’at. [2]
- 4 Raka’at : Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah SAW ketika menunaikan shalat Dhuha?”Aisyah menjawab:“Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka[3]
- 12 Raka’at: Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.[4]
- 8 Raka’at; Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berkunjung kepada Rasulullah SAW pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”. “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamt datang wahai Ummu Hani”. Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai UmmuHani”. Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[5] - 4. Tata Cara sholat sunnah dhuha
- Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
- Membaca surah Al-Fatihah
- Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
- Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
catatan :
- Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
- Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajar. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
- Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.
- Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
5. Do’a sesudah sholat sunnah dhuha
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU dan kecantikan adalah kecantikan-MU dan keindahan adalah keindahan-MU dan kekuatan adalah kekuatan-MU dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah dan jikalau sukar maka mudahkanlah dan jika haram maka sucikanlah dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU.Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.[6]
6. Fadhilah sholat sunnah dhuha
Di katakan di dalam salah satu kitab karangan Imam Hafiz Zakiyuddin yang bernama targhib wat-tarhib memberikan tingkatan-tingkatan keunggulan atau fadhilah sholat sunnah dhuha, yaitu sebagai berikut:
- Barang siapa yang sholat dhuha 2 raka’at setiap hari, maka tidak dituliskan sebagai orang “ghaafilin” ( lupa kepada tugas )
- Jika shalatnya 4 raka’at maka dituliskan menjadi “‘aabidin” ( orang ahli ibadah)
- Jika shalatnya 6 raka’at maka Allah akan cukupkan rizkinya hari itu.
- Jika shalat dhuhanya 8 raka’at maka ditulis menjadi “qhaanithin” (orang yang patuh )
- Jika shalatnya sampai 12 raka’at maka jaminan baginya sebuah rumah di syurga.
- Orang yang melaksanakan sholat sunnah dhuha pahalanya seperti mengimbangi pahalanya orang yang membaca tasbih, tahmid, dan takbir.
- Suatu ketika pada saat Rasulullah SAW dalam perang tabuk beliau duduk dengan dikelilingi para sahabatnya, lalu beliau berkata bahwa “ sholat dhuha yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan benar akan menjadi penghapus dosa bahkan orang tersebut akan bersih seperti baru dilahirkan dari dalam perut ibunya.
- Pahalanya seperti orang yang melaksanakan haji dan umrah [7]
[1] Abdurrahman Al-jaziri , Fiqih empat mazhab bagian ibadah ( shalat I), (Cairo: Darul ulum press, 1994).hal. 269
[2] Diriwayatkan oleh tirmidzi , nasa’I, dan ibnu majjah
[3] Diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu majjah
[4] Hadis Riwayat Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan
[5] Di Riwayatkan oleh imam muslim
[6] Idkfkui.files.wordpress.com/2009/12/doa-shalat-dhuha-jpg
[7] Imam hafiz zakiyuddin, At- targhib wattarhib jilid I, ( Bobor: 2002 ) hal.58
Makasih banget infonya teteh, blognya makin oke!
BalasHapusiya, makasih ya dah berkunjung ke blog ini, moga bermanfaat...
BalasHapusdan ikuti trs ya, jngn lupa di baca,,,