Minggu, 10 Juni 2012

*Dunia mu mengalihkan jiwa ku*


Yudha Prasetiawan, adalah seorang anak dari keturunan indo, ayahnya berasal dari Turki dan ibunya dari Indonesia. Ia tumbuh sangat sempurna, akan tetapi ada keganjalan didalam kehidupan sehari-hari pada Yudha kecil, ia selalu bermain boneka, dan juga sangat menyukai memasak, seperti layaknya seorang wanita. Ibunya sudah berusaha dengan berbagai cara agar Yudha bisa menjadi seorang laki-laki yang normal, namun usaha itu semua sangat nihil, ayah dan ibu Yudha hanya bisa pasrah melihat perkembangan anaknya tersebut.
Ketika beranjak SMP perbedaan Yudha sudah terlihat sangat menonjol. Rambutnya panjang, pakaiannya pun menyerupai seorang wanita hingga terlihat seperti wanita normal lainnya. Hanya alat kelaminnya saja yang tidak  berubah. Ia selalu berteman dengan seorang wanita, hingga akhirnya ia bertemu dengan sherly, seorang akhwat yang selalu berpakaian serba tertutup semuanya dan ia juga sangat cantik. Melalui Sherly, Yudha banyak belajar agama islam lebih mendalam, ia pun menjadi rajin beribadah. Hingga akhirnya mereka berdua bersahabat. Sherly tak pernah menyadari bahwa Yudha adalah seorang pria karena sejak SD ia selalu di panggil dengan Tia.
Yudha atau nama lainnya Tia sepakat dengan Sherly untuk memilih universitas yang sama yaitu di Ghunadarma. Akhirnya mereka berdua diterima disana. Ketika 4 tahun berlalu, Yudha merasakan perasaan yang aneh pada dirinya. Didalam hatinya mulai tumbuh benih-benih cinta yang tak pernah ia sadari, hingga suatu saat ketika Yudha sedang bersilaturrahim kerumah Sherly yang berada di Depok, ia tak sengaja melihat Sherly dengan tidak memakai hijabnya, ia terlihat sangat cantik dengan wajah yang putih dan rambut yang terurai  dengan panjang. Hati Yudha berdebar sangat hebat saat itu, hingga akhirnya ia telah menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Sherly.
Selesai mandi Sherly berpakaian sangat rapih dan menggunakan hijabnya kembali.
“ Tia maaf ya aku lama, tadi aku mandi dulu habis lelah dan gerah banget setelah rutinitas seharian ini”. Suara Sherly dengan lembut.
“ Em bukannya kamu sudah terbiasa membuat ku menunggu seperti ini..hehehe” jawab Tia dengan candanya.
“ah.. kamu Tia bisa saja, oh ya kamu mau makan apa? kebetulan Abi dan umi sedang tak ada dirumah”
“Aku mau makan Baso saja, tapi kalau ada ketoprak juga boleh” jawab Tia dengan tertawa.
“ Ok, nanti aku keluar sebentar, untuk beli di depan jalan sana, kamu jaga rumah ku sementara ya..hehe “ canda Sherly.
Selama Sherly tak dirumah, hati Yudha sangat gelisah dan risau. Sebenarnya apa yang terjadi dengan hati dan perasaannya saat ini, pertanyaan itulah yang ada dipikirannya.
Setelah sherly kembali, mereka langsung menyantap makanan itu bersama.

Sabtu, 02 Juni 2012

lost in love in the turkey

          Ketika seseorang dikhianati oleh cintanya pasti akan kehilangan semangat hidupnya
Merasa patah arang, dan juga merasa dunia ini tak adil kepadanya
Tapi dalam cerita ini ada seorang wanita yang dengan tulus dan ikhlas melepaskan kekasihnya demi kebahagiaan orang lain
Ia hanya yakin dibalik semua yang terjadi ada hikmah yang dapat diambil.
ketika lulus dari sekolah SMAN 8 Tangerang, Aku dan teman ku mengikuti beasiswa untuk kuliah di luar negeri tepatnya di Universitas ternama di Turki, jurusan yang aku ambil adalah kedokteran, karena sejak kecil aku ingin membantu rakyat-rakyat yang miskin dikala mereka sedang sakit dan membantu ibu-ibu yang sedang hamil. Dari sekolah ku, yang ikut beasiswa ke sana sangat banyak, tapi yang terpilih hanya aku, Rendi dan Zika. Rendi mengambil jurusan syari’ah dan Zika jurusan hukum.
Di Turki lah aku betemu dengan seorang pria yang bernama Ilham. Awal cerita aku bertemu dengan Ilham yaitu ketika aku, dan Rendi sedang makan siang di kantin. Aku dan Rendi sudah seperti saudara, bercerita tentang apa saja, tak pernah ada yang ditutup-tutupi di antara kami. Saat itu mata ku sangat perih dan merah karena terkena debu.
“Nadin matamu kenapa, merah sekali?”
“ah… ini, tadi sepertinya terkena debu.”
“biar aku tiupkan” kata Rendi ingin membantuku.
Ketika Rendi meniupkan mataku, ada seorang pria berperawakan tinggi dan berkulit putih, laki-laki itu adalah Ilham. Ia selalu memperhatikanku, entah apa yang sedang ia pikirkan saat itu, seakan-akan melihatku seperti wanita murahan. Karena ini sudah yang kedua kalinya aku bertemu dengannya bersama dengan seorang pria yang berbeda-beda. Ketika itu aku sedang berada di sebuah kantor tempat pasienku, ia menderita penyakit jantung sehingga aku harus memeriksa keadaannya. Entah kenapa aku selalu bertemu dengan Ilham dimana pun berada, dikantor itu pun bertemu dengannya saat aku memeriksa pasienku.
Hari jum’at adalah hari yang membuat ku sibuk, aku harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugas. Saat aku mencari-cari buku Ilham menghampiriku dan ia bertanya kepadaku:
“mengapa wanita sepertimu ada ditempat seperti ini ?” Tanya nya dengan tersenyum ketus.
“itu urusan ku, apa perdulimu”. Jawab ku menimpalinya.
“maukah kamu melayani ku di hotel malam ini ?” ajaknya dengan tersenyum dan meledek ku.
Ternyata benar ia menilai ku sebagai seorang wanita murahan.
“baik akan aku layani kamu asalkan bisa membayar ku dengan mahal.” jawab ku dengan berbisik ditelinganya sambil tersenyum.
“ Sudah berapa pria yang sudah kau layani?”
 Sebenarnya telingaku sudah panas dengan kata-katanya tapi aku berusaha untuk bersabar.
“Apakan pantas kamu menjadi seorang sarjana hukum jika hanya bisa memvonis orang lain tanpa ada bukti yang akurat.”  jawab ku menimpalinya dengan membalas meledeknya.
“baik aku harus pergi banyak pria yang sedang menunggu ku disana.” lanjut ku sambil berlalu darinya agar dia puas mengejekku.
Ilham hanya tersenyum dan tak percaya dengan jawaban ku tadi.

Jumat, 01 Juni 2012

Istikharah Lipatan Kertas Cinta


Nufus jatuh cinta dengan seorang pemuda yang sangat pintar, tampan dan juga bijaksana yang merupakan santri di pesantren milik Abinya, usianya 3 tahun di atasnya yaitu 25 tahun,  Ilham nama laki-laki itu.
Letak Kamar Ilham sangat strategis dan juga indah di pesantren itu, di depannya ada danau yang terkadang warnanya menjadi hijau yang menjulang seperti ukuran lahan sawah 4 petak jika di ukur, kamarnya  seperti sebuah gubuk, dindingnya terbuat dari bambu dan juga atapnya  terbuat dari jerami–jerami. Tapi walaupun demikian, kamarnya cukup besar untuk ukuran satu orang, di dalam kamarnya sangat bersih, kitab-kitab tertata rapi di dinding kamarnya, jendelanya selalu ia hiasi dengan lipatan-lipatan kertas yang berbentuk burung. Ia sangat gemar melipat kertas.
***
lipatan kertas berbentuk Burung
Ilham sangat menyukai Nufus, tapi ia tak punya keberanian yang kuat untuk mengungkapkannya kepada Nufus, karena Nufus anak dari Ustadz pemilik pesantren itu, selama ini ia hanya seperti teman biasa jika bertemu dengan Nufus.
Di setiap pagi setelah mengaji, Ilham selalu bersih-bersih di rumah Nufus. Istilahnya mah jika seorang santri melakukan hal tersebut adalah untuk ngalap berkahnya dari guru. Itulah istilahnya yang sangat terkenal di kota santri. Dimana jika seorang santri walaupun ia pintar tapi tak mendapatkan berkah dari seorang guru maka ilmunya tidak akan bermanfaat.
Ketika ilham bersih-bersih, di situlah waktu yang tepat untuknya agar bisa mengungkapkan isi hatinya dengan meninggalkan lipatan kertas yang berbentuk burung di kamar Nufus, di dalamnya terdapat kata-kata yang begitu indah..
Mengenalmu membahagiakanku
Di dekatmu…
Seolah aku melihat peri-peri cinta menari-nari
Sambil memainkan alunan musik yang merdu
Mereka bersorak gembira seraya mengerti kebahagiaan hatiku
Berbicara denganmu…
membuat lidah ini kelu
Tak mampu berucap sepatah kata pun

Nufus sangat bertanya-tanya dalam hatinya siapakah yang mengirimkan lipatan kertas ini? Nufus tak pernah menyadari bahwa orang yang ia cintailah yang mengirimkan semua itu.
Hampir setiap membersihkan rumah Nufus, Ilham tak pernah lupa untuk meninggalkan lipatan kertas itu dikamar orang yang ia cintai. Karena ia ingin mengirimkan lipatan kertas itu sampai 1000 kali sebelum Nufus mgetahui isi hatinya.
***