Senin, 01 Oktober 2012

Peran keluarga dalam kesehatan Mental



      A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pemberian pelajaran yang diterima oleh anak di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Peranan pendidikan dalam pembinaan kesehatan mental bagi anak sangatlah dibutuhkan. Tujuan pendidikan dalam pembinaan kesehatan mental anak tersebut dapat mempunyai jiwa yang tenang, dan penanamkan sifat-sifat baik. Apabila di dalam pendidikan tidak adanya pembinaan mental, maka anak tersebut selalu gelisah, terjadi kenakalan pada anak, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan dalam sekolah, keluarga maupun masyarakat harus dapat membina anak dari sejak dini agar terjadi ketenangan jiwa dan juga keharmonisan.
 
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana peran keluarga dalam pembinaan kesehatan mental ?
2.      Bagaiman peran sekolah dalam pembinaan kesehatan mental ?

  A. Peran keluarga dalam pembinaan kesehatan mental
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri dari atas ayah, ibu, dan anak. Bagi anak-anak, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalnya.[1] 
Barangkali sulit untuk mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan. Anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga. Makanya, tak mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dari pendidikan keluarga.[2] 

Kehidupan keluarga pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1.      Pembinaan nilai-nilai dan norma agama serta budaya.
2.      Memberikan dukungan afektif, berupa hubungan kehangatan, mengasihi dan dikasihi, mempedulikan dan dipedulikan, memberikan motivasi, saling menghargai, dan lain-lain.
3.       Pengembangan pribadi, berupa kemampuan mengendalikan diri baik fikiran maupun emosi, mengenal diri sendiri maupun orang lain, pembentukan kepribadian, melaksanakan peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai anggota keluaraga, dan lain-lain.
4.      Penanaman kesadaran atas kewajiban, hak dan tanggung jawab individu terhadap dirinya dan lingkungan sesuai ketentuan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pencapaian fungsi-fungsi keluarga ini akan membentuk suatu komunitas yang berkualitas dan menjadi lingkungan yang kondusif untuk pengembangan potensi setiap anggota keluarga.[1]
Menurut Dadang Hawari, anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang jika diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia. Kepribadian menurut paham kesehatan jiwa adalah segala kebiasaan manusia terhimpun dalam dirinya, yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya (dunia luar) maupun yang datang dari dirinya sendiri (dunia dalam), sehingga corak dan kebiasaan merupakan satu kesatuan fungsional yang khas untuk individu itu.[2]

Minggu, 10 Juni 2012

*Dunia mu mengalihkan jiwa ku*


Yudha Prasetiawan, adalah seorang anak dari keturunan indo, ayahnya berasal dari Turki dan ibunya dari Indonesia. Ia tumbuh sangat sempurna, akan tetapi ada keganjalan didalam kehidupan sehari-hari pada Yudha kecil, ia selalu bermain boneka, dan juga sangat menyukai memasak, seperti layaknya seorang wanita. Ibunya sudah berusaha dengan berbagai cara agar Yudha bisa menjadi seorang laki-laki yang normal, namun usaha itu semua sangat nihil, ayah dan ibu Yudha hanya bisa pasrah melihat perkembangan anaknya tersebut.
Ketika beranjak SMP perbedaan Yudha sudah terlihat sangat menonjol. Rambutnya panjang, pakaiannya pun menyerupai seorang wanita hingga terlihat seperti wanita normal lainnya. Hanya alat kelaminnya saja yang tidak  berubah. Ia selalu berteman dengan seorang wanita, hingga akhirnya ia bertemu dengan sherly, seorang akhwat yang selalu berpakaian serba tertutup semuanya dan ia juga sangat cantik. Melalui Sherly, Yudha banyak belajar agama islam lebih mendalam, ia pun menjadi rajin beribadah. Hingga akhirnya mereka berdua bersahabat. Sherly tak pernah menyadari bahwa Yudha adalah seorang pria karena sejak SD ia selalu di panggil dengan Tia.
Yudha atau nama lainnya Tia sepakat dengan Sherly untuk memilih universitas yang sama yaitu di Ghunadarma. Akhirnya mereka berdua diterima disana. Ketika 4 tahun berlalu, Yudha merasakan perasaan yang aneh pada dirinya. Didalam hatinya mulai tumbuh benih-benih cinta yang tak pernah ia sadari, hingga suatu saat ketika Yudha sedang bersilaturrahim kerumah Sherly yang berada di Depok, ia tak sengaja melihat Sherly dengan tidak memakai hijabnya, ia terlihat sangat cantik dengan wajah yang putih dan rambut yang terurai  dengan panjang. Hati Yudha berdebar sangat hebat saat itu, hingga akhirnya ia telah menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Sherly.
Selesai mandi Sherly berpakaian sangat rapih dan menggunakan hijabnya kembali.
“ Tia maaf ya aku lama, tadi aku mandi dulu habis lelah dan gerah banget setelah rutinitas seharian ini”. Suara Sherly dengan lembut.
“ Em bukannya kamu sudah terbiasa membuat ku menunggu seperti ini..hehehe” jawab Tia dengan candanya.
“ah.. kamu Tia bisa saja, oh ya kamu mau makan apa? kebetulan Abi dan umi sedang tak ada dirumah”
“Aku mau makan Baso saja, tapi kalau ada ketoprak juga boleh” jawab Tia dengan tertawa.
“ Ok, nanti aku keluar sebentar, untuk beli di depan jalan sana, kamu jaga rumah ku sementara ya..hehe “ canda Sherly.
Selama Sherly tak dirumah, hati Yudha sangat gelisah dan risau. Sebenarnya apa yang terjadi dengan hati dan perasaannya saat ini, pertanyaan itulah yang ada dipikirannya.
Setelah sherly kembali, mereka langsung menyantap makanan itu bersama.

Sabtu, 02 Juni 2012

lost in love in the turkey

          Ketika seseorang dikhianati oleh cintanya pasti akan kehilangan semangat hidupnya
Merasa patah arang, dan juga merasa dunia ini tak adil kepadanya
Tapi dalam cerita ini ada seorang wanita yang dengan tulus dan ikhlas melepaskan kekasihnya demi kebahagiaan orang lain
Ia hanya yakin dibalik semua yang terjadi ada hikmah yang dapat diambil.
ketika lulus dari sekolah SMAN 8 Tangerang, Aku dan teman ku mengikuti beasiswa untuk kuliah di luar negeri tepatnya di Universitas ternama di Turki, jurusan yang aku ambil adalah kedokteran, karena sejak kecil aku ingin membantu rakyat-rakyat yang miskin dikala mereka sedang sakit dan membantu ibu-ibu yang sedang hamil. Dari sekolah ku, yang ikut beasiswa ke sana sangat banyak, tapi yang terpilih hanya aku, Rendi dan Zika. Rendi mengambil jurusan syari’ah dan Zika jurusan hukum.
Di Turki lah aku betemu dengan seorang pria yang bernama Ilham. Awal cerita aku bertemu dengan Ilham yaitu ketika aku, dan Rendi sedang makan siang di kantin. Aku dan Rendi sudah seperti saudara, bercerita tentang apa saja, tak pernah ada yang ditutup-tutupi di antara kami. Saat itu mata ku sangat perih dan merah karena terkena debu.
“Nadin matamu kenapa, merah sekali?”
“ah… ini, tadi sepertinya terkena debu.”
“biar aku tiupkan” kata Rendi ingin membantuku.
Ketika Rendi meniupkan mataku, ada seorang pria berperawakan tinggi dan berkulit putih, laki-laki itu adalah Ilham. Ia selalu memperhatikanku, entah apa yang sedang ia pikirkan saat itu, seakan-akan melihatku seperti wanita murahan. Karena ini sudah yang kedua kalinya aku bertemu dengannya bersama dengan seorang pria yang berbeda-beda. Ketika itu aku sedang berada di sebuah kantor tempat pasienku, ia menderita penyakit jantung sehingga aku harus memeriksa keadaannya. Entah kenapa aku selalu bertemu dengan Ilham dimana pun berada, dikantor itu pun bertemu dengannya saat aku memeriksa pasienku.
Hari jum’at adalah hari yang membuat ku sibuk, aku harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugas. Saat aku mencari-cari buku Ilham menghampiriku dan ia bertanya kepadaku:
“mengapa wanita sepertimu ada ditempat seperti ini ?” Tanya nya dengan tersenyum ketus.
“itu urusan ku, apa perdulimu”. Jawab ku menimpalinya.
“maukah kamu melayani ku di hotel malam ini ?” ajaknya dengan tersenyum dan meledek ku.
Ternyata benar ia menilai ku sebagai seorang wanita murahan.
“baik akan aku layani kamu asalkan bisa membayar ku dengan mahal.” jawab ku dengan berbisik ditelinganya sambil tersenyum.
“ Sudah berapa pria yang sudah kau layani?”
 Sebenarnya telingaku sudah panas dengan kata-katanya tapi aku berusaha untuk bersabar.
“Apakan pantas kamu menjadi seorang sarjana hukum jika hanya bisa memvonis orang lain tanpa ada bukti yang akurat.”  jawab ku menimpalinya dengan membalas meledeknya.
“baik aku harus pergi banyak pria yang sedang menunggu ku disana.” lanjut ku sambil berlalu darinya agar dia puas mengejekku.
Ilham hanya tersenyum dan tak percaya dengan jawaban ku tadi.

Jumat, 01 Juni 2012

Istikharah Lipatan Kertas Cinta


Nufus jatuh cinta dengan seorang pemuda yang sangat pintar, tampan dan juga bijaksana yang merupakan santri di pesantren milik Abinya, usianya 3 tahun di atasnya yaitu 25 tahun,  Ilham nama laki-laki itu.
Letak Kamar Ilham sangat strategis dan juga indah di pesantren itu, di depannya ada danau yang terkadang warnanya menjadi hijau yang menjulang seperti ukuran lahan sawah 4 petak jika di ukur, kamarnya  seperti sebuah gubuk, dindingnya terbuat dari bambu dan juga atapnya  terbuat dari jerami–jerami. Tapi walaupun demikian, kamarnya cukup besar untuk ukuran satu orang, di dalam kamarnya sangat bersih, kitab-kitab tertata rapi di dinding kamarnya, jendelanya selalu ia hiasi dengan lipatan-lipatan kertas yang berbentuk burung. Ia sangat gemar melipat kertas.
***
lipatan kertas berbentuk Burung
Ilham sangat menyukai Nufus, tapi ia tak punya keberanian yang kuat untuk mengungkapkannya kepada Nufus, karena Nufus anak dari Ustadz pemilik pesantren itu, selama ini ia hanya seperti teman biasa jika bertemu dengan Nufus.
Di setiap pagi setelah mengaji, Ilham selalu bersih-bersih di rumah Nufus. Istilahnya mah jika seorang santri melakukan hal tersebut adalah untuk ngalap berkahnya dari guru. Itulah istilahnya yang sangat terkenal di kota santri. Dimana jika seorang santri walaupun ia pintar tapi tak mendapatkan berkah dari seorang guru maka ilmunya tidak akan bermanfaat.
Ketika ilham bersih-bersih, di situlah waktu yang tepat untuknya agar bisa mengungkapkan isi hatinya dengan meninggalkan lipatan kertas yang berbentuk burung di kamar Nufus, di dalamnya terdapat kata-kata yang begitu indah..
Mengenalmu membahagiakanku
Di dekatmu…
Seolah aku melihat peri-peri cinta menari-nari
Sambil memainkan alunan musik yang merdu
Mereka bersorak gembira seraya mengerti kebahagiaan hatiku
Berbicara denganmu…
membuat lidah ini kelu
Tak mampu berucap sepatah kata pun

Nufus sangat bertanya-tanya dalam hatinya siapakah yang mengirimkan lipatan kertas ini? Nufus tak pernah menyadari bahwa orang yang ia cintailah yang mengirimkan semua itu.
Hampir setiap membersihkan rumah Nufus, Ilham tak pernah lupa untuk meninggalkan lipatan kertas itu dikamar orang yang ia cintai. Karena ia ingin mengirimkan lipatan kertas itu sampai 1000 kali sebelum Nufus mgetahui isi hatinya.
***

Sabtu, 19 Mei 2012

KISAH CINTA DI BALIK RAHASIA SURAT LAMARAN KERJA

Di hari libur kuliahnya, Ziya seorang Mahasiswi Universitas di Jakarta, ia seorang wanita yang sangat pintar dan juga manis kata uminya selalu berkata seperti itu. Ziya selalu menghabiskan liburannya yang selama 3 hari itu dengan hanya berdiam saja di rumah, terkadang dihabiskannya juga dengan mengerjakan tugas-tugasnya, tak ada yang berbeda selalu seperti itu. Lama kelamaan Ziya merasa jenuh dengan liburannya yang hanya seperti itu saja, ia sangat ingin mengisi liburannya dengan hal-hal yang bisa menghasilkan uang, yaitu bekerja.Ziya pun meminta kepada Abi dan Uminya untuk di carikan pekerjaan yang bisa mengisi hari liburnya tersebut. Ziya ingin bisa membantu Abi dan Uminya walaupun tak seberapa, karena Abi dan Umi Ziya hanya seorang pedagang di pasar. Akan tetapi dengan hasil berdagang tersebut kebutuhan keluarga Ziya sudah sangat tercukupi mulai dari sehari-hari dan juga untuk biaya kuliah, ini hanya keinginan keras Ziya untuk bekerja juga untuk menambahkan pengalamannya. “Umi, Abi.. Zi ingin kerja di sela-sela waktu liburan, Zi sangat bosan hanya dirumah saja…” Pinta Ziya sambil Merajuk kepada Umi Abinya.
“Kerja apa Ziya….?? Kamu kan hanya libur 3 hari sedangkan kuliah mu juga berangkat pagi, susah untuk mencari pekerjaan dengan jadwal  jam mu yang seperti itu” . jawab Umi sambil membenahi pakaian dilemari.
“iya Ziya, kerja mengajar pun kamu tak mungkin kalau hanya hari jum’at dan sabtu saja,  bisanya paling kamu menjadi guru privat” susul Abi yang sedang menonton tv.
“Bisa aja ko Umi, Abi..seperti kerja di Alfamart, atau penjaga toko gitu, jadi klining service pun tak apa deh asalkan bisa menghasilkan uang dan mengisi liburan Ziya” jawab Ziya seperti memaksa.
“Ya sudah nanti Abi carikan, kebetulan Abi punya teman yang pernah  kuliah juga seperti mu, ia juga sambil bekerja, tapi ia sekarang sudah menikah dengan mahasiswi juga,  siapa tau dia punya tempat kerjaan yang baik untuk kamu”. Jawab Abi meyakinkan.“Benar Abi……? Asik…… Ziya bisa kerja”. Ziya sangat gembira mendengar perkataan Abinya tersebut.
***

Sabtu, 12 Mei 2012

Perkembangan Agama Pada Masa Remaja

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Bisa juga didefinisikan masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa dan perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa.   Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang satu sama lain bertentangan sehingga remaja menjadi terombang-ambing antara berbagai gejolak emosi yang saling bertentangan.
Pengertian remaja menurut pendidikan adalah periode peralihan dari masa siswa ke masa dewasa.  Sedangkan pengertian remaja menurut psikolog adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa.
Adapula yang mendefinisikan bahwa remaja yaitu tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa pengaruh terhadap remaja dalam sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.

B.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja I
Setelah si anak melalui umur 12 tahun, berpindah ia dari masa kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal. Mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat  di segala bidang terjadi. Kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula  mengalami kegoncangan karena ia kecewa pada dirinya sendiri. Maka kepercayaan remaja terhadap Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin kadang juga malas. Perasaannya terhadap Tuhan tergantung kepada perubahan emosi yang sedang dialaminya.  Terkadang ia sangat membutuhkan Tuhan ketika ia menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa berdosa. Tapi terkadang pula ia merasa tidak membutuhkan Tuhan karena ia merasa sedang senang, riang dan gembira.
Hendaknya guru agama memahami keadaan anak yang sedang mengalami kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang berjalan sangat cepat. Guru agama dapat memilihkan cara penyajian agama yang tepat bagi mereka sehingga kegoncangan perasaan yang dapat diatasi.

pengertian Al-Jarh wa at-ta'dil

A.      Latar Belakang
Pelaksanaan kritik matan hadist pada tataran teori mudah tercapai persamaan pendapat, seperti parameter (tolok ukur) guna menduga kepalsuan hadist. Akan tetapi pada praktek penerapan secara parsial, unit hadis demi unit hadis, hampir pasti terjadi perbedaan hasil penilaian. Keseenjngan hasil verivikasi itu semakin mencolok apabila menimpa matan hadis yang telah beroleh pengakuan perihal keshahihn hadis.
Dari pengamatan sepintas ditengarai bahwa dimensi kritik matan hadis sangat bervariasi, karenanya kadar akurasi hasil penelitian tidak hanya ditentukan oleh tolak ukur (mi'yar atau miqyas) yang dioperasionalkan, melainkan sangat dipengaruhi oleh ketepatan aplikasi metodologisnya apabila malakah (keterampilan ) kritik matan hadis selama ini melibatkan figur-figur mujtahid dan polemik argumentasi yang mewarnainya sarat dengan kaidah ijtihadi. Maka sudah seharusnya kegiatan mengaplikasikan metode kritik matan hadis dipandang sebagai aktivitas ijtihad dan padanya berlaku sift spekulasi hasil yang dicapai.

B.    Pengertian Al-Jarh Wa At-ta'dil
Al-Jarh secara bahasa merupakan bentuk  mashdar dari kata  yang berarti 'seseorang membuat luka pada tubuh orang lain yang ditandai dengan mengalirnya darah dari luka itu.
Secara Terminologi, al-jarh berarti munculnya suatu sifat dalam diri perawi yang menodai sifat adilnya atau mencacatkan hapalan dan kekuatan ingatannya, yang mengakibatkan gugur riwayatnya atau lemah riwayatnya atau bahkan tertolak riwayatnya.
Kemudian, pengerttian al-adl secara etimologi berarti sesuatu yang terdapat dalam jiwa bahwa sesuatu itu lurus. Orang adil berarti orang yang diterima kesaksiannya.
Adapun secara terminologi, Al-adl berarti orang yang tidak memiliki sifat yang mencacatkan keagamaan dan keperwiraannya.
Dengan demekian, Ilmu Al-jarh wa at-ta'dil berarti

Ilmu yang membahas hal ihwal para perawi dari segi diterima atau ditolak riwayat mereka.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, ilmu al-jarh wa at-ta'dil merupakan suatu materi pembahasan dari cabang ilmu hadis yang membahas cacat atau adilnya seorang yang meriwayatkan hadis yang berpengaruh besar terhadap klasifikasi hadisnya.[1]
  
C. Kegunaan Al-Jarh Wa At-ta'dil
Ilmu Al-Jarh Wa At-ta'dil berguna untuk menetapkan apakah periwayatan seorang rawi itu dapat diterima atau harus ditolak sama sekali apabila seorang rawi dipuji sebagai seorang yang adil, niscaya periwayatannya diterima, selama syarat-syarat yang lain untuk menerima hadis terpenuhi.
Jika kita tidak mengetahui benar atau salahnya sebuah riwayat, kita akan mencampuradukkan antara hadis yang benar-benar dari rasulullah dan hadis yang palsu (maudhu). Dengan mengetahui ilmu ini kita juga akan bisa menyeleksi mana hadis shahih, hasan, ataupun hadis dhaif, terutama dari segi kualitas rawi, bukan dari matannya[2]


Pengertian Jual Beli

A.    Pengertian Jual Beli
Jual beli menurut bahasa adalah memberika sesuatu dengan imbalan sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu. Menurut syara’ialah menukarkan harta benda dengan alat pembelian yang sah atau dengan alat pembelian yang sah atau dengan alat yang lain dengan ijab dan qabul.
Menurut terminology yang dimaksud jual beli adalah :
1.    Menukarkan barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan
2.    Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan aturan syara’
3.    Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan qabul dengan cara yang sesuai dengan syara’.

Kamis, 03 Mei 2012

Pengertian Mistisisme dalam Psikologi agama

BAB I

PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
Islam bukan sekedar agama ,islam juga merupakan peradaban, agama akan mapu memberikan khasanah budaya umum yang bahkan  menjadi lebih penting dari pada unsur etnis atau kedaerahan.
Mistisisme merupakan salah-satu sisi dan pokok bahasan dalam psikologi agama. Mistisisme dijumpai dalam semua agama, baik agama teistik (Islam,Kristen dan yahudi) maupun nonteistik (misalnya penganut agama budha).[1] Tokoh mistik teistik maupun nonteistik sependapat mengenai arti penting pengalaman yang mereka anggap murni terhadap salah satu aspek realitas, meskipun barangkali mereka berbeda jauh dalam pernyataan verbal yang mereka kemukakan mengenai apa yang mereka persepsikan.[2]
Untuk lebih jelasnya kami pemakalah di dalam pembahasan selanjutnya akan menjelaskan lebih rinci lagi mengenai mistisisme.

    B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Dari mistisisme dalam psikologi agama itu?
2.      Bagaimana ciri khas atau karakteristik mistisisme itu?
3.      Bagaimana awal mula sejarah perkembangan aliran kepercayaan?
4.      Hal-hal apa saja yang termasuk didalam mistisisme?



BAB II
PEMBAHASAN

     A.   Pengertian Mistisisme dalam Psikologi Agama
Kata mistisisme berasal dari bahasa Yunani Meyein, yang artinya “menutup mata”. Kata mistik biasanya digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang misteri. Dalam arti luas, mistik dapat didefinisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal, yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil[3]
Menurut Prof. Harun Nasution dalam tulisan Orientalis Barat, mistisisme yang dalam islam adalah tasawuf disebut sufisme, sebutan ini tidak dikenal dalam agama-agama lain, melainkan khusus untuk sebutan mistisisme islam.[4] Sebagaimana halnya mistisisme, tasawuf atau sufisme mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada dihadirat Tuhan.[5


B.   Karakteristik Mistisisme dalam Psikologi agama
Ciri khas mistisisme yang pertama kali yang menarik para ahli psikologi agama adalah kenyataan bahwa pengalaman-pengalaman mistik atau perubahan-perubahan atau kesadaran yang mencapai puncaknya dalam kondisi yang digambarkanya sebagai kemanunggalan gambaran tersebut merupakan pengalaman menyatu dengan tuhan. Kondisi kesadaran serupa juga dialami oleh tokoh mistik nonteistik (kalangan para penganut budha). tokoh mistik teistik maupun non teistik sependapat mengenai arti penting pengalaman yang mereka anggap sebagai persepsi murni terhadap salah satu aspek realitas, meskipun ada perbedaan jauh dalam pernyataan verbal yang mereka gunakan ketika mengemukaan mengenai apa yang mereka persepsikan.[6] Kondisi kesadaran mistik seperti ini diperoleh melalui kontempalsi dan pengasingan diri dari kehidupan sosial.[7]
Sedangkan menurut William James menjelaskan tentang kondisi mistisisme. Menurutnya, kondisi tersebut ditandai dengan empat karakteristik:
1.   Ineffability (tidak dapat diungkapkan), merupakan suatu kondisi yang mustahil dapat dideskripsikan atau dijabarkan, kondisi tersebut merupakan perasaan (state of feeling) yang sulit dilakukan pada orang lain dengan detail kata seteliti apa pun.
2.   Neotic, yaitu merupakan merupakan suatu kondisi pemahaman sebab bagi para pelakunya ia merupakan kondisi pengetahuan. Dalam kondisi tersebut tersingkap hakikat realitas yang baginya merupakan ilham dan bukan pengetahuan demonstratif.
3.   Transiency, yaitu merupakan suatu kondisi yang cepat sirna. Dengan kata lain, ia tidak langsung tinggal lama pada sang sufi atau mistikus, tapi ia menimbulkan kesan-kesan yang sangat kuat dalam ingatan.
4.   Passivity, yaitu  merupakan kondisi pasif
Dari sudut pandang tokoh mistis itu sendiri, pengasingan diri dan kontemplasi itu adalah dalam upaya menyucikan diri, membersihkan jiwa dari keterikatan akan kenikmatan materi. Kecenderungan yang demikian itu menampilkan sikap yang berbeda dari masyarakat umumnya. Penarikan diri dari kehidupan social dengan cara mengasingkan diri juga dijumpai pada penderita gangguan jiwa.
Mistisisme dalam kajian psikologi agama dilihat dari hubungan sikap dan perilaku agama dengan gejala kejiwaan yang melatar belakanginya. Jadi bukan dilihat dari absah tidaknya mistisisme itu berdasarkan pandangan agama masing-masing.

     C. Sejarah perkembangan aliran kepercayaan
Manusia dan masyarakat hidup dalam dua lingkungan,yaitu lingkungan alam dan masyarakat.Lingkungan alam meliputi benda organis yang hidup disekitar manusia dan lingkungan masyarakat ,adalah masa manusia yang berada di sekitarnya.
Dalam kedua macam lingkungan ini manusia mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Bagi manusia yang kurang pengalaman dan pengetahuan terpaksa menyerah dalam menghadapi keadaan lingkungan ini dan terpaksa menyesuaikan diri dengan kehendak keadaan. ,maka timbul dari keinginan mereka  untuk mencari jalan agar pengaruh alam itu tidak merugikan  dan membinasakan mereka. Berdasarkan keadaan sosial budaya yang mereka miliki  dicarilah usaha untuk menguasai alam dengan kekuatan gaib sejalan dengan kekuatan alam yang bagi mereka merupakan kekuatan gaib.
Diciptakanya mantra-mantara yang dianggap sakti untuk menguasai, menagkal atau membinasakan kekuatan gaib perkembangan itu melibatkan masyarakat umum dan dan individu yang bersifat umum berkembang menjadi kultus dan individualis berkembang menjadi perdukunan.
Perkembangan masyarakat pada kenyataan selalu membawa berkas dari generasi terdahulu,Demikian pula perkembangan kepercayaan dari tahap politeisme menjadi monoteisme.[8]
                                                                                                                                                                                           D. Hal-hal yang termasuk mistisisme
1.      Ilmu ghaib
Yakni cara-cara dan maksud menggunakan kekuatan-kekuatan yang di duga ada didlalam alam ghaib, yaitu yang tidak dapat diamati oleh rasio dan pengalaman fisik manusia.
Kekuatan-kekuatan  ghaib ini dipercayai ditempat-tempat tertentu, pada benda pusaka ataupun berada dan menjelma dalam tubuh manusia. Sejalan dengan kepercayaan tersebut timbullah fetisen, tempat keramat dan dukun sebagai wadah dari kekuatan ghaib.
Ilmu ghaib memegang peranan dalam keperluan pribadi dan tidak mempunyai makna yang langsung bagi masyarakat umum.
2.      Magis
Ialah suatu tindakan dengan anggapan bahwa kekuatan ghaib bisa mempengaruhi duniawi secara secara nonkultus dan nonteknis berdasarkan kenangan dan prnglaman. Orang mempercayai bahwa karenanya orang dapat mencapai suatu tujuan yang di ingininya dengan tak memperlihatkan hubungan sebab-akibat secara langsung antara perbuatan dengan hasil yang diingini.
Untuk menjelaskan hubungan antara unsur-unsur kebatinan ini, kita pertentangkan magis ini dengan masalah lain yang erat hubungannya:
a.       Magic dan Takhayul
Orang percaya bahwa untuk membunuh seseorang dapat dipergunakan bagian yang berasal dari tubuh orang dimaksud. Misalkan, membunuh musuh dengan cara membakar rambut atau kukunya. Tindakan membunuh tersebut adalah magis dan penggunaan rambut dan kuku sebagai alat pembunuh adalah takhayul
.
b.      Magis dan Ilmu Ghaib
Contoh diatas jika kita mempercayai maka suatu proses tersebut secara rasional tergolong ilmu gaib.
c.       Magis dan Kultus
Jika dihubungkan dengan kultus, magis merupakan perbuatan yang dianggap mempunyai kekuatan memaksakan kehendak kepada supernatural (tuhan).
3.      Kebatinan
Menurut Prof. Djojodiguno, S.H., berdasarkan hasil penelitiannya di Indonesia, aliran kebatinan dapat dibedakan menjadi:
a.       Golongan yang hendak menggunakan kekuatan ghaib untuk melayani berbagai keperluan manusia.
b.      Golongan yang berusaha untuk mempersatukan jiwa manusia dengan tuhan selama manusia itu masih hidup agar manusia dapat merasakan dan mengetahui hidup dialam baka sebelum mengalami kematian.
c.       Golongan yang berniat mengenal tuhan dan menembus dalam rahasia ketuhanan sebagai tempat asal dan kembalinya manusia.
d.      Golongan yang berhasrat untuk menempuh budi luhur didunia serta berusaha menciptakan masyarakat yang saling menghargaidan mencintai dengan senantiasa mengindahkan perintah-perintah tuhan.

Dalam praktiknya golongan-golongan itu bercampur sehingga sulit memisahkannya. Oleh karena itu, penggolongan tersebut hanya untuk keperluan ilmiah. Ilukebatinan pada umumnya bermaksud untuk menemukan jalan yang dapat menempatkan manusia pada tempat yang sewajarnya di tengah-tengah masyarakat di dunia dan juga dalam hubungannya dengan tuhan.
 4.      Tasawuf dan Tarekat
      Tasawuf disebut juga mistisme islam memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berarti dihadirat tuhan.
      Menurut Harun Nasution, intisari dari mistisisme ialah kesadaran akan adanya komunikasi dengan tuhan, dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi.
Tarikat pada mulanya diartikan sebagai jalan yang harus dilalui oleh seorang sufi dengan tujuan berada sedekat mungkin dengan tuhan. Kemudian, tarikat mengandung arti organisasi (tarikat) tiap organisasi mempunyai syekh, upacara ritual, dan zikir serta nama tersendiri.
Pelaksanaan tarikat diantaranya:
a.       Dzikir.
b.      Ratib
c.       Muzik, yaitu dalammembaca wirid-wirid diiringi bacaan-bacaan supaya lebih khidmat.
d.      Bernapas, yaitu mengatur napas pada waktu melakukan dzikir tertentu.[9]


BAB III
                                                                       PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengertian Mistisisme dalam Psikologi agama adalah Dalam arti luas, mistik dapat didefinisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal, yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil.
2.      Karakteristik atau ciri khas mistisisme dalam psikologi agama adalah kenyataan bahwa pengalaman-pengalaman mistik atau perubahan-perubahan atau kesadaran yang mencapai puncaknya dalam kondisi yang digambarkanya sebagai kemanunggalan. Sedangkan menurut William James menjelaskan ada empat karakteristik yaitu, state of feeling, noetic, Transiency, dan Passivity.
3.      Sejarah singkatnya perkembangan aliran kepercayaan yaitu ketika manusia mempertahankan dan mengembangkan hidupnya dilingkungan alam dan masyarakat. Bagi manusia yang kurang pengalaman dan pengetahuan terpaksa menyerah dalam menghadapi keadaan lingkungan ini dan terpaksa menyesuaikan diri dengan kehendak keadaan. maka timbul dari keinginan mereka  untuk mencari jalan agar pengaruh alam itu tidak merugikan  dan membinasakan mereka. Berdasarkan keadaan sosial budaya yang mereka miliki  dicarilah usaha untuk menguasai alam dengan kekuatan gaib sejalan dengan kekuatan alam yang bagi mereka merupakan kekuatan gaib.
4.      Hal-hal yang termasuk mistisisme ada 4
a.       Ilmu gaib
b.      Magis
c.       Kebatinan
d.      Tasawuh dan tarekat






       [1]  Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) cet I, hal. 207
       [2] (Robert H. Thouless, 1992:219).
[3] Jalauddin dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 1993, cet. ke-2. Hal.
[4] Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama..hal 207
[5] Prof. Harun Nasution (1973:56)
[6](Robert H,Thouless:219)
[7] Prof. Dr H jalaluddin, Psikologi agama, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).cet.-14 hal 133-135
[8]Prof. Dr H jalaluddin, Psikologi agama,…………..hal. 135-236
[9]   Drs Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama…