Jumat, 01 April 2011

Sejarah dan Sistem Pendidikan Madrasah Nizhamiyah

1.  Sejarah Madrasah Nizhamiah
     Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir abad IV hijriah adalah madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan tahun 457-459 H/ 1065-1067 M (abad IV) oleh Nizam Al-Mulk dari dinasti Saljuk. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah.[2]

Madrasah Nizhamiah di Baghdad terletak didekat sungai Dijlah di tengah-tengah pasar Salasah (Suq al-salasah) di Baghdad. Madrasah ini tetap hidup sampai pertengahan abad ke-14 M, yaitu ketika dikunjungi Ibnu Batutah. Ahmad Syalabi berkeyakinan bahwa pasar Al-Chaffafin yang terdapat di Baghdad saat ini adalah tempat dimana Madrasah Nizhamiyah dulunya berdiri. Adapun tujuan Pokok Nizam Al-Mulk mendirikan madrasah ini adalah:

  1. Mengkader calon-calon ulama yang menyebarkan pemikiran sunni untuk menghadapi tantangan pemikiran syi'ah 
  2. Menyediakan guru-guru sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab sunni dan menyebarkannya ke tempat-tempat lain.  
  3. Membentuk kelompok pekerja sunni untuk berpartisifasi dalam menjalankan pemerintahan, memimpin kantornya khususnya dibidang peradilan dan manajemen.


  
2.   Sistem Pendidikan Madrasah Nizhamiyah
 a. Kurikulum dan metode pengajaran Madrasah Nizhamiyah Baghdad  

     Di antara motifasi pendirian Madrasah Nizhamiyah adalah pembinaan dan penyebaran paham sunni Asy'ary guna menghadapi paham syi'ah yang beberapa ajarannya cenderung ke Mu'tazilah. Maka ilmu kalam, terutama Asy'arisme di ajarkan secara khusus dan intensif. Bagaimanapun harus diakui bahwa beberapa pengajar pada madrasah ini juga dikenal ahli dalam ilmu kalam, bahkan penganut asy'arisme, umpamanya Imam Al-Harmain Abdul Ma'ali Yusuf Al-Juwaini (w 1084M/478H) dan Abdul Hamid Al-Ghazali (w 1111 M/505H).

      Mahmud Yunus mengatakan bahwa kurikulum Madrasah Nizhamiyah tidak diketahui dengan jelas. Namun dapat disimpulkan bahwa materi-materi ilmu syari'ah di ajarkan disini sedangkan ilmu hikmah (filsafat ) tidak diajarkan. Dari keterangan lain disebutkan bahwa pelajaran di Madrasah Nizhamiyah berpusat pada Al-Qur'an (membaca, menghapal, dan menulis), sastra arab sejarah nabi Muhammad SAW dan berhitung dengan menitik beratkan pada mazhab syafi'i dan sistem teologi Asy'ariyah.[3]

Madrasah Nizhamiyah memiliki tugas pokok tersendiri yaitu yang sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab ahlisunah, dan juga menjadi tempat-tempat menarik pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar.   

      Berdasarkan Keterangan diatas, dapatlah diketahui bahwa madrasah Nizhamiyah tidak mengajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi , tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu agama terutama ilmu fikih. 

Pengajaran di Madrasah Nizamiyah berjalan dengan cara para guru berdiri didepan kelas menyajikan materi-materi kuliah (ceramah/talqin), sementara para siswa mendengarkan diatas meja-meja kecil yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi (munaqasyah) antara guru dan para siswa mengenai materi yang disajikan dalam suasana semangat keilmuan yang tinggi.

  
b. Tenaga pengajar dan pelajar Madrasah Nizhamiyah 

Madrasah Nizhamiyah merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mengajarkan pendidikan tingkat tinggi pula. Oleh karena itu, pemilihan guru-guru yang mengajar di madrasah ini sangat selektif. Ulama-ulama terkemuka pada waktu itu dan guru-guru besar yang masyhur dan mempunyai kompetensi dibidangnyalah yang dipilih untuk mengajar. Didalam melaksanakan tugasnya seorang pengajar selalu dibantu oleh seorang pembantu, ia bukan guru tapi lebih tinggi kedudukannya dari pada pelajar biasa.   Pembantu ini berfungsi sebagai asisten guru yang diantara tugasnya adalah menjelaskan bagian-bagian yang sulit dipahami setelah guru memberikan kuliah, atau membantu para pelajar yang kurang pandai dan pada waktu tertentu dapat melaksanakan pekerjaan guru atau tugas-tugas yang biasa dilakukan guru.

Guru-guru yang memberikan pelajaran di Madrasah Nizhamiyah antara lain yaitu:

  1. Abu Ishak al-Syirazi (w. 476 H= 1083 M)
  2. Abu Nashr al-Shabbagh (w.477 H=1084 M)
  3. Abu Qasim al-A'lawi (w.482 H=1089 M)
  4. Abu Abdulah al-Thabari (w.495 H=1101 M)
  5. Abu Hamid al-Ghazali (w.505 H=1111 M)[4]

 c. Pendanaan dan sarana Madrasah Nizhamiyah Baghdad

Sumber dana yang paling lazim bagi pembangunan Madrasah adalah lembaga wakaf , sebuah cara tradisional dalam islam untuk mendukung lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Menyumbangkan materi (zakat) yang di peruntukkan bagi para mustahiq dan bagi pengembangan islam merupakan bagian dari rukun islam. Dalam hal ini jelas pendidikan jelas termasuk pada kategori kedua

Dalam pembangunan Madrasah, wazir Nizam Al-Mulk menyediakan dana wakaf untuk membiayai mudarris, imam dan juga mahasiswa yang menerima beasiswa dan fasilitas asrama.
    

 d.  Pengaruh Madrasah Nizhamiyah

Madrasah Nizhamiyah telah banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik dibidang politik, ekonomi maupun bidang sosial keagamaan.

Dalam bidang ekonomi Madrasah Nizhamiyah memang dimaksudkan untuk mempersiapkan pegawai pemerintah, khususnya dilapangan hukum dan administrasi disamping sebagai lembaga untuk mengajarkan ilmu syari'ah dalam rangka mengembangkan ajaran sunni.

Madrasah Nizhamiyah diterima oleh masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya dilihat dari segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

  1. Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah adalah ajaran sunni, sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebahagian besar masyarakat pada saat itu.
  2. Madrasah Nizhamiyah di ajar oleh para ulama yang terkemuka.
  3. Madrasah ini memfokuskan pada ajaran fikih yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka.

[4] Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam,..... hlm.164

 [5] Didin Saepuddin, Zaman Keemasan Islam rekonstruksi Sejarah Imperium

     Dinasti Abbasiyah.(Jakarta: PT Grassindo, 2002).hlm 1

[6] Mahmud Yunus. Sejarah Pendidkan Islam. (Jakarta: PT Hidakarya Agung. 1990) hal. 46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar