Yudha Prasetiawan,
adalah seorang anak dari keturunan indo, ayahnya berasal dari Turki dan
ibunya dari Indonesia. Ia tumbuh sangat sempurna, akan tetapi ada keganjalan
didalam kehidupan sehari-hari pada Yudha kecil, ia selalu bermain boneka, dan
juga sangat menyukai memasak, seperti layaknya seorang wanita. Ibunya sudah
berusaha dengan berbagai cara agar Yudha bisa menjadi seorang laki-laki yang
normal, namun usaha itu semua sangat nihil, ayah dan ibu Yudha hanya bisa
pasrah melihat perkembangan anaknya tersebut.
Ketika
beranjak SMP perbedaan Yudha sudah terlihat sangat menonjol. Rambutnya panjang,
pakaiannya pun menyerupai seorang wanita hingga terlihat seperti wanita normal
lainnya. Hanya alat kelaminnya saja yang tidak
berubah. Ia selalu berteman dengan seorang wanita, hingga akhirnya ia
bertemu dengan sherly, seorang akhwat yang selalu berpakaian serba tertutup
semuanya dan ia juga sangat cantik. Melalui Sherly, Yudha banyak belajar agama
islam lebih mendalam, ia pun menjadi rajin beribadah. Hingga akhirnya mereka
berdua bersahabat. Sherly tak pernah menyadari bahwa Yudha adalah seorang pria
karena sejak SD ia selalu di panggil dengan Tia.
Yudha
atau nama lainnya Tia sepakat dengan Sherly untuk memilih universitas yang sama
yaitu di Ghunadarma. Akhirnya mereka berdua diterima disana. Ketika 4 tahun
berlalu, Yudha merasakan perasaan yang aneh pada dirinya. Didalam hatinya mulai
tumbuh benih-benih cinta yang tak pernah ia sadari, hingga suatu saat ketika
Yudha sedang bersilaturrahim kerumah Sherly yang berada di Depok, ia tak
sengaja melihat Sherly dengan tidak memakai hijabnya, ia terlihat sangat cantik
dengan wajah yang putih dan rambut yang terurai
dengan panjang. Hati Yudha berdebar sangat hebat saat itu, hingga
akhirnya ia telah menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Sherly.
Selesai
mandi Sherly berpakaian sangat rapih dan menggunakan hijabnya kembali.
“ Tia
maaf ya aku lama, tadi aku mandi dulu habis lelah dan gerah banget setelah
rutinitas seharian ini”. Suara Sherly dengan lembut.
“ Em
bukannya kamu sudah terbiasa membuat ku menunggu seperti ini..hehehe” jawab Tia
dengan candanya.
“ah..
kamu Tia bisa saja, oh ya kamu mau makan apa? kebetulan Abi dan umi sedang tak
ada dirumah”
“Aku mau
makan Baso saja, tapi kalau ada ketoprak juga boleh” jawab Tia dengan tertawa.
“ Ok,
nanti aku keluar sebentar, untuk beli di depan jalan sana, kamu jaga rumah ku sementara
ya..hehe “ canda Sherly.
Selama
Sherly tak dirumah, hati Yudha sangat gelisah dan risau. Sebenarnya apa yang
terjadi dengan hati dan perasaannya saat ini, pertanyaan itulah yang ada
dipikirannya.
Setelah
sherly kembali, mereka langsung menyantap makanan itu bersama.
Malamnya Yudha sangat bingung apa yang harus dilakukan dengan perasaannya saat ini. Ketika bertemu Sherly hatinya selalu berdegup sangat kencang. Ia pun memanjatkan do’a didalam shalatnya:
Malamnya Yudha sangat bingung apa yang harus dilakukan dengan perasaannya saat ini. Ketika bertemu Sherly hatinya selalu berdegup sangat kencang. Ia pun memanjatkan do’a didalam shalatnya:
"Ya
Allah maafkan aku karena telah melihat aurat sherly dan aku seperti telah
membohonginya
Aku
sungguh sangat berdosa
Apakah
aku bersalah ya Allah
Didalam
hati ku telah timbul benih-benih cinta kepada-ny ya Allah.
Akupun
telah menemukan jati diri ku yang sebenarnya karena mencintainya
Ya
Allah ijinkan aku untuk menjadi diri ku yang sempurna, aku ingin memulai
semuanya dari awal"
Hingga akhirnya Yudha memutuskan untuk
menjauhi Sherly dan ia pun selalu menghindar dari Sherly.
Sherly
sangat heran dengan sikap sahabatnya akhir-akhir ini. Mengapa Tia selalu
menjauhinya. Apa ia bersalah kepada Tia? Itulah yang selalu ada dibenaknya. Ia
pun langsung menghampiri Tia untuk mendapatkan jawaban itu.
“Tia,
kenapa akhir-akhir ini kamu selalu menghindar dan menjauhi ku, ada apa? Apa aku
memiliki kesalahan pada mu? Tanya Sherly dengan penuh kelembutan.”
“Maafkan
aku Sher, aku sedang bingung akhir-akhir ini, kamu tak memiliki salah apa-apa
kepada ku, justru malah sebaliknya akulah yang memiliki kesalahan yang sangat
besar kepada mu” jawab Yudha dengan sedih.
“kesalahan
apa Tia, Jelaskan saja kepada ku, aku pasti akan memaafkan mu”
“tidak
Sherly, jika kamu tau tentunya kamu akan sangat marah dan benci kepada ku”.
“baik
jelaskan saja kepada ku, aku tak mau hubungan persahabatan kita menjadi
renggang seperti ini”
“ Aku
akan jujur kepada mu Sherly, sebenarnya aku ini adalah seorang pria, dan nama
ku bukan Tia tapi Yudha prasetiawan, maafkan aku, waktu ku kerumahmu aku tak
sengaja melihat rambutmu yang selama ini tertutupi oleh hijab mu itu”
Gelegar....Sherly
tergagap tak bisa berbicara apa-apa, bibirnya kelu, hatinya tersentak seperti
disambar petir, hatinya sangat sakit mendengar penjelasan sahabatnya itu, ia
merasa selama ini telah dibohongi, seperti keledai.
“ya Allah
Yudha, kenapa kamu tega berbuat seperti itu kepada ku sahabat mu sendiri ini,
kenapa kamu tak menjelaskannya sedari awal kepada ku”.
“ Maafkan
aku Sherly, aku seperti ini sebenarnya sejak aku kecil, dan kini saat aku
bertemu dengan mu entah apa yang ada didalam hati ini, aku mencintai mu Sherly,
dan karena cinta itu pula aku bisa menemukan jati diri ku yang selama ini telah
hilang, yaitu menjadi seorang pria yang sempurna, maafkan aku, aku tak pernah
bermaksud membohongi mu sedikit pun.”
Sherly
tak bisa berkata apa-apa, hatinya terlanjur sangat sakit, karena selama ini,
iya selalu bersama-sama dengan yang bukan muhrimnya. Ia pun langsung
meninggalkan Yudha dengan air mata yang berlinang.
Setelah
kejadian itu, hati Yudha pun sangat sedih dan ia pun pergi untuk sementara ke
Turki, ke rumah orang tuanya karena selama ini ia tinggal bersama bibinya di
Indonesia.
Setelah 3
tahun lamanya berlalu. Yudha dan Sherly tak pernah bertemu. Perasaan sherly
sangat aneh selama Yudha pergi , apakah ia rindu dengan sosok sahabatnya yang
bernama Tia atau dengan Yudha? ia sangat bingung.
Yudha pun
kembali ke Indonesia, ia sangat rindu kepada Sherly. Sekembalinya dari Turki, ia
langsung tancap untuk menemui Sherly dengan penampilannya yang baru, yaitu
sebagai seorang pria yang sangat tampan.
Saat itu Sherly
sedang berada di taman kampus bersama teman-temannya.
“Sher ada
yang nanyain kamu tuh, katanya dia mau ngomong penting” kata Rina teman Sherly.
“siapa
Rin?” tanya Sherly dengan penuh penasaran.
“Seorang
pria, dia ganteng banget Sher, wah ada yang mau dilamar ni kayanya tahun ini”
canda Rina
Serentak
teman-teman Sherly tersenyum mendengar candaan itu, Sherly tersenyum dan
langsung beranjak menghampiri pria itu. Dan Sherly pun sangat terkejut dengan
siapa ia bertemu saat ini..
“em..
Yudha? Benar ini kamu Yudha?” tanya Sherly dengan penuh rasa kaget.
“ iya
Sher, ini aku sahabatmu yang dulu kamu kenal sebagai Tia”
“kamu
sudah benar-benar menjadi seorang pria seutuhnya, kemana saja selama ini kamu
Yudha, kenapa pergi tak pamit kepada ku dan tak pernah memberi kabar kepada ku”
“Saat itu
aku sangat merasa bersalah kepada mu Sher, sehingga aku memutuskan untuk ke
Turki kerumah kedua orang tua ku, apakah kamu masih marah dan benci kepada ku
Sher?”
“Awalnya
memang aku sangat kaget dan sangat marah kepada mu Yudha karena merasa di
bohongi saat itu, tapi setelah aku pikirkan, itu semua bukan salah mu
seutuhnya, dan aku pun tak pernah sedikit pun membenci mu setelah kejadian itu”
“sekali
lagi maafkan aku Sher, tapi masalah ungkapan cinta ku kepada mu bagaimana?, sampai
saat ini pun aku masih menunggu jawaban dari mu”.
“maafkan
aku Yudha, mungkin kamu tau prinsip ku sejak dulu bagaimana, aku tak bisa
pacaran, Mintalah jawaban itu kepada Allah, Apakah aku adalah wanita yang
terbaik untuk mu” jawab Sherly dengan penuh meyakinkan Yudha.
Setelah
kejadian itu pun, Yudha terus memikirkan kata-kata terakhir yang diucapakan
Sherly yaitu mintalah jawaban kepada Allah.
Di
sepertiga malam akhirnya Yudha melakukan Shalat Istikharah, meminta diberikan
pilihan yang terbaik, dan akhirnya dishalatnya yang ketiga ia mendapatkan
jawaban yang sama, di dalam mimpinya ia melihat wajah Sherly yang sedang
tersenyum sangat cantik, dan ia pun yakin bahwa Sherly lah wanita yang
dipilihkan untuk menjadi pendamping hidupnya.
Setelah
itu, Yudha langsung memberi tahu kan kabar tersebut kepada Sherly melalui
Sepucuk Surat yang berisi sebuah puisi :
"Wahai
bidadari yang di utus oleh Allah untuk menemani kehidupan ku
Kini
aku telah yakin dengan apa yang telah aku pilih
Didalam
sujud ku, terlukis wajah mu yang penuh dengan senyuman
Aku
ingin mencintai mu dengan sederhana,
Kini
aku akan menjemputmu dalam ikatan yang suci."
Sherly
sangat senang ketika membaca puisi itu, ternyata selama ini Sherly pun
mencintai Yudha. Dan berharap Yudha menjadi pendamping hidupnya.
Dan
akhirnya Yudha melamar Sherly, lalu dua bulan kemudian ia langsung menikahi
Sherly. Mereka pun berbahagia dalam ikatan pernikahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar