Sabtu, 02 Juni 2012

lost in love in the turkey

          Ketika seseorang dikhianati oleh cintanya pasti akan kehilangan semangat hidupnya
Merasa patah arang, dan juga merasa dunia ini tak adil kepadanya
Tapi dalam cerita ini ada seorang wanita yang dengan tulus dan ikhlas melepaskan kekasihnya demi kebahagiaan orang lain
Ia hanya yakin dibalik semua yang terjadi ada hikmah yang dapat diambil.
ketika lulus dari sekolah SMAN 8 Tangerang, Aku dan teman ku mengikuti beasiswa untuk kuliah di luar negeri tepatnya di Universitas ternama di Turki, jurusan yang aku ambil adalah kedokteran, karena sejak kecil aku ingin membantu rakyat-rakyat yang miskin dikala mereka sedang sakit dan membantu ibu-ibu yang sedang hamil. Dari sekolah ku, yang ikut beasiswa ke sana sangat banyak, tapi yang terpilih hanya aku, Rendi dan Zika. Rendi mengambil jurusan syari’ah dan Zika jurusan hukum.
Di Turki lah aku betemu dengan seorang pria yang bernama Ilham. Awal cerita aku bertemu dengan Ilham yaitu ketika aku, dan Rendi sedang makan siang di kantin. Aku dan Rendi sudah seperti saudara, bercerita tentang apa saja, tak pernah ada yang ditutup-tutupi di antara kami. Saat itu mata ku sangat perih dan merah karena terkena debu.
“Nadin matamu kenapa, merah sekali?”
“ah… ini, tadi sepertinya terkena debu.”
“biar aku tiupkan” kata Rendi ingin membantuku.
Ketika Rendi meniupkan mataku, ada seorang pria berperawakan tinggi dan berkulit putih, laki-laki itu adalah Ilham. Ia selalu memperhatikanku, entah apa yang sedang ia pikirkan saat itu, seakan-akan melihatku seperti wanita murahan. Karena ini sudah yang kedua kalinya aku bertemu dengannya bersama dengan seorang pria yang berbeda-beda. Ketika itu aku sedang berada di sebuah kantor tempat pasienku, ia menderita penyakit jantung sehingga aku harus memeriksa keadaannya. Entah kenapa aku selalu bertemu dengan Ilham dimana pun berada, dikantor itu pun bertemu dengannya saat aku memeriksa pasienku.
Hari jum’at adalah hari yang membuat ku sibuk, aku harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas-tugas. Saat aku mencari-cari buku Ilham menghampiriku dan ia bertanya kepadaku:
“mengapa wanita sepertimu ada ditempat seperti ini ?” Tanya nya dengan tersenyum ketus.
“itu urusan ku, apa perdulimu”. Jawab ku menimpalinya.
“maukah kamu melayani ku di hotel malam ini ?” ajaknya dengan tersenyum dan meledek ku.
Ternyata benar ia menilai ku sebagai seorang wanita murahan.
“baik akan aku layani kamu asalkan bisa membayar ku dengan mahal.” jawab ku dengan berbisik ditelinganya sambil tersenyum.
“ Sudah berapa pria yang sudah kau layani?”
 Sebenarnya telingaku sudah panas dengan kata-katanya tapi aku berusaha untuk bersabar.
“Apakan pantas kamu menjadi seorang sarjana hukum jika hanya bisa memvonis orang lain tanpa ada bukti yang akurat.”  jawab ku menimpalinya dengan membalas meledeknya.
“baik aku harus pergi banyak pria yang sedang menunggu ku disana.” lanjut ku sambil berlalu darinya agar dia puas mengejekku.
Ilham hanya tersenyum dan tak percaya dengan jawaban ku tadi.

 ***
Di hari minggu aku ada janji dengan Zika, ia bilang ada temannya yang butuh bantuan ku untuk menyelesaikan tugasnya. Akhirnya aku bergegas berangkat ke sebuah kafe yang sangat unik, yang tidak jauh jaraknya dari kampus. Ketika aku sampai Zika sudah ada di sana bersama dengan seorang pria, aku sungguh kaget ternyata pria itu sudah sering aku temui.
“Ilham, itu temanku Nadin sudah datang.” suara Zika dari dalam
Ilham pun tersentak kaget dan mungkin juga bercampur malu, sepertinya ia tak percaya dengan orang yang ia temui saat ini.
“Zika kamu serius dia orangnya ?” Apa dia juga seorang mahasiswi?” Tanya Ilham.
“iya, dia itu Nadin seorang mahasiswi kedokteran diuniversita ini. ”
“Kenapa sih, sepertinya kalian sudah saling mengenal .” kata Zika terheran-heran.
Kami berdua pun hanya tersenyum.
Sejak kejadian itu aku dan Ilham sering bertemu untuk membantu Tugas Ilham menyelesaikan tugasnya mengenai hukum tentang medis. Dan akhirnya kami pun sepakat untuk jadian.
***
Ketika dikelas, dosen sedang memulai kuliahnya, ada sosok wanita yang begitu tinggi semampai, berkulit putih, dan sangat cantik masuk kedalam kelas , Hingga semua mata tertuju pada wanita itu. Ketika dosen menyuruhnya memperkenalkan diri ia langsung menyebutkan namanya,
“Hallo..My name is Erika.”
Ternyata namanya adalah Erika, ia adalah seorang mahasiswi pindahan dari universitas kedokteran ternama di LA. Dan ketika selesai memperkenalkan diri, Erika langsung berjalan mencari tempat yang kosong, ia langsung memilih duduk disampingku.
“Hallo, my name is Nadin, I live indonesia” sapaku dengan penuh senyum dan ramah.
“oh…hallo,…” jawabnya dengan penuh senyum juga, wajahnya sangat cantik ketika tersenyum saat itu.
Setelah selesai kuliah aku langsung menuju keperpus untuk menemui Ilham dan tak sabar untuk menceritakan kisahnya hari ini.
“Ilham, tadi dikelasku ada mahasiswi baru loh pindahan dari Amerika, ia sangat cantik, dan juga sangat baik menurut ku”
 Ilham malah sedang sibuk membuka-buka buku yang sangat tebal yang sedari tadi dipegangnya.
“Ilham kamu dengar tidak” Tanyaku kesal kepada Ilham.
“Ada pa si sayang, iya aku dengar, maaf ya aku lagi sibuk nih, besok harus sudah kelar”.
“oh yasudah, kamu selesaikan saja tugas mu dulu, besok deh aku perkenalkan dengan teman baruku itu ya.”
“ya sudah, maaf ya sayang hari ni aku tak bisa menemanimu seharian, tapi nanti aku janji bakalan ganti hari ini dengan hari yang lain untuk buat kamu bahagia.”
“ya aku ngerti ko, aku tunggu ya hari itu, pergi dulu ya mau ke LAB  ni”. jawab ku dengan penuh senyum kepada Ilham.
 Esoknya aku dan Ilham berangkat bersama menaiki sepedah, kosan ilham denganku tak jauh, Ilham selalu menungguku di depan kosanku. Kadang aku berlomba dengannya siapa yang paling cepat sampai kekampus ia harus memberi kejutan kepada yang menang. Selalu seperti itu setiap hari.
***
Selesai kuliah aku dan Erika menunggu dipusat taman kota, karena Aku sudah janji mau memperkenalkan Erika kepada Ilham. Ilham pun datang, ia sangat tampan dengan baju kemeja biru yang ia pakai saat itu.
“Erika perkenalkan ini Ilham kekasih ku” dengan bahasa inggris ku memperkenalkan kepada Ilham.
Ilham tersentak sangat kaget ketika melihat Erika, begitu pun sebaliknya dengan Erika.
“hai kalian kenapa, ko pada bengong” tanyaku dengan penuh heran.
“oh… hallo my name is Ilham.” dengan suara tergagap sedikit sambil memberikan tangannya untuk perkenalan.
Erika hanya menyambut tangan Ilham tak berkata sedikit pun.
Ternyata Erika adalah kekasih Ilham dulu ketika ia berada di LA bersama orang tuanya, Ilham besar di LA yang dilahirkan dari seorang Ayah berkebangsaan LA dan Ibunya berasal dari Indonesia. Dulu Erika dan Ilham adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, mereka pun saling berjanji untuk menikah jika sudah menyelesaikan pendidikan mereka masing-masing. Tapi orang tua Ilham tak menyetujuinya karena sesuatu hal, Erika sangat sedih dan meninggalkan Ilham tanpa pamit kepada Ilham. Ilham pun sangat sedih dan menderita ditinggalkan kekasihnya itu, ia ingin mencari tapi tak tahu harus mencari kemana.
Tapi kini setelah ia memiliki pengganti Erika, ia sangat bingung dan bimbang harus memilih siapa, Erika adalah cinta pertamanya yang amat ia cintai dan Nadin juga wanita yang berada didalam hatinya saat ini.
Setelah pertemuan itu Ilham dan aku selama perjalanan diam membisu tak ada kata-kata yang diucapkan Ilham sedikitpun.
***
Malam minggu pun datang, Ilham pernah berjanji akan mengajakku jalan, ia mengajak ku kerestoran yang sederhana.
“Nadin hari ini kamu cantik” Puji Ilham kepadaku.
“Terima kasih, hari ini karena cinta, aku menjadi seorang putri untuk seorang pangeran  yang  ada dihadapanku saat ini ”. Jawab ku dengan penuh puitis.
Kami pun tersenyum dan menikmati makan malam yang sangat bahagia, seperti disulap menjadi sepasang  pangeran dan putri direstoran itu.
Malamnya Ilham memikirkan pertemuan dengan Erika waktu dikampus, ia sangat bingung ternyata kekasih yang selama ini ia cari datang kembali diantara dirinya dan Nadin.
***
Esoknya Erika bertemu dengan Ilham tanpa sepengetahuan ku. Ada yang ingin dikatakan Erika kepada Ilham.
“Maafkan aku llham, selama ini telah menghilang dalam kehidupan mu, tapi jujur dalam hatiku yang terdalam, aku masih mencintai dan menyayangi mu”.
“kenapa kamu tak pernah memberi kabar kepadaku Erika, hatiku ini sakit menyimpan rasa rindu, apakah kamu merasakan hal yang sama sepertiku.”
“maaf Ilham, aku tak punya pilihan, akupun sama sepertimu, rasa rindu didalam hati ini tak bisa ditahan lagi, aku sangat menyesal, aku masih mencintaimu Ilham”.
“Aku punya Nadin sekarang, aku sangat bingung dalam kondisi ku saat ini, aku pun masih sayang kepada mu, tapi bagaimana ?” Ilham berkata dengan perasaan hati yang berkecamuk.
“Kita jalani  saja hubungan ini dahulu Ilham, kita mulai dari awal lagi, biar waktu yang akan menjawabnya, aku hanya ingin berada disampingmu selalu saat ini Ilham.”
Ilham tak menjawab sepatah kata pun, ia langsung pergi.
Setelah membaca pesan dari ku, Ilham langsung menemuiku yang sedang berada di kantin,
“hai sayang kamu lagi apa, ko sendirian saja.” Tanya Ilham dengan mengagetkanku.
“aku tidak sendiri ko, tadi bersama Rendi dan Zika tapi mereka pergi katanya ada urusan”.
“oh begitu, maaf ya kamu pasti kesal ya menunggu ku lama?” Tanya Ilham kepadaku.
“ iya aku marah, habis kamu di sms tapi gak ada balesan.  Ilham aku mau bicara sama kamu”.
“Ada apa sih sepertinya serius sekali” canda Ilham kepada ku.
“bener ini serius, Minggu depan aku ada baksos di Indonesia untuk menjadi relawan disana, aku juga sudah rindu dengan ingin kembali melihat tanah kelahiranku itu.”
“memang sampai kapan Nadin?”
“aku tak tahu, yang jelas tidak sebentar, akupun sekalian pulang kerumah untuk menemui orang tuaku disana.”
“ya sudah aku tak bisa mencegah mu Nadin, jaga dirimu disana, aku tak bisa selalu menjaga mu disana sayang.”
“iya,, aku mengerti, aku  pasti akan selalu ingat pesan mu, dan pasti aku sangat merindukanmu disana, sering-sering mengirim E-mail kepada ku ya.”  Jawab ku dengan menitikkan air mata, karena akan berpisah dengan Ilham.
***

Seminggu kemudian Aku berangkat ke Indonesia bersama teman-teman.
Selama Aku tak ada diturki, Erika bisa bergerak bebas dengan Ilham, setiap waktu Ia selalu menghampiri Ilham, ia berniat ingin memperbaiki kesalahannya. Karena Erika cinta pertama Ilham yang dikenal sangat baik, cantik dan juga lembut dimata Ilham, Ilham tak bisa menolak kasih sayang yang diberikan Erika. Akhirnya Ilham kembali kepada Erika.
Aku pun mengirim Email kepada Ilham terus menerus, awalnya Ilham selalu membalas Email ku akan tetapi setelah setahun lamanya Ia tak pernah ada kabar lagi, hati ku sangat khawatir dan cemas, apa yang terjadi sebenarnya.
Lalu setelah selesai dengan tugas ku, aku pun langsung kembali ke Turki, bukan sambutan hangat yang ku dapat tapi aku malah melihat Ilham dan Erika berada di taman sangat mesra. Hati ku sangat sakit dan hancur saat itu, pantas selama ini Emailnya tak pernah dibalas.
Ilham mengejar ku yang saat itu berlari ketika melihat nya dengan Erika, tapi aku berusaha menghindar, hingga akhirnya ia menggapai ku,
“Nadin tunggu sebentar, biar aku jelaskan.”
“Tidak usah Ilham, semuanya sudah cukup jelas, aku sudah tau sekarang, saat pertama kali bertemu dengan Erika, kenapa kamu tak pernah memberi tahuku kalau Erika adalah cinta pertama mu, kamu sangat tega Ilham menyakiti hatiku.”
“Nadin aku sangat bingung saat itu, harus memilih siapa, setelah kamu pergi, Erika selalu bersama ku dan aku tak tahu apa yang terjadi dengan hati ku.”
“oh,,jadi kamu dengan mudahnya melupakan semua yang pernah kita lalui bersama, Jika kamu bingung untuk memutuskan segalanya, baik aku yang memutuskannya, Erika lebih baik dariku dan juga lebih dulu  mengenalmu dari pada aku. ” Aku menjawab dengan air mata yang berlinang dan pergi menjauh dari Ilham.
***

Baru aku sadari sifatmu
Yang telah mengkhianatiku
Khianati dari cinta ku
Dan membuat hancur perasaan ku ..
Potongan Lirik lagu itulah yang sering aku dengar ketika Zika mendengarkan musik dikamar ku saat menginap, tapi kini akulah yang sedang merasakannya sendiri bagaimana rasanya dikhianati.
Setelah kejadian itu, Aku sangat sedih dan sakit karena cinta yang tulus aku bina Dengan Ilham dan berharap sampai kepada pernikahan, hilang sudah  dan berlalu begitu saja. Aku merasa sangat dikhianati oleh orang yang aku cintai , tapi ini juga sudah menjadi keputusan ku untuk mengalah kepada Erika, karena selama menjadi teman ku Erikapun sangat baik kepada ku, aku yakin Ilham bisa bahagia hidup dengan Erika, aku pun tak mau menjadi penghalang dan penghambat hubungan mereka. Lebih baik mengalah walaupun sebenarnya hati ini sakit.
Untuk menghilangkan seluruh kenangan indah ku bersama Ilham, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ketanah air, bekerja di Indonesia dan menjadi relawan disana serta melanjutkan studiku.








Tentang Penulis
Nur Azizah, Lahir  di Pemalang tanggal 14 Maret 1992. Putri dari pasangan (alm) Bpk Zunaidi dan Ibu Syairah. Saat ini masih belajar menuntut Ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alamat email : azkiyatunnufus@ymail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar