Merasa
patah arang, dan juga merasa dunia ini tak adil kepadanya
Tapi
dalam cerita ini ada seorang wanita yang dengan tulus dan ikhlas melepaskan
kekasihnya demi kebahagiaan orang lain
Ia
hanya yakin dibalik semua yang terjadi ada hikmah yang dapat diambil.
ketika
lulus dari sekolah SMAN 8 Tangerang, Aku dan teman ku mengikuti beasiswa untuk
kuliah di luar negeri tepatnya di Universitas ternama di Turki, jurusan yang
aku ambil adalah kedokteran, karena sejak kecil aku ingin membantu
rakyat-rakyat yang miskin dikala mereka sedang sakit dan membantu ibu-ibu yang
sedang hamil. Dari sekolah ku, yang ikut beasiswa ke sana sangat banyak, tapi
yang terpilih hanya aku, Rendi dan Zika. Rendi mengambil jurusan syari’ah dan
Zika jurusan hukum.
Di
Turki lah aku betemu dengan seorang pria yang bernama Ilham. Awal cerita aku
bertemu dengan Ilham yaitu ketika aku, dan Rendi sedang makan siang di kantin.
Aku dan Rendi sudah seperti saudara, bercerita tentang apa saja, tak pernah ada
yang ditutup-tutupi di antara kami. Saat itu mata ku sangat perih dan merah
karena terkena debu.
“Nadin
matamu kenapa, merah sekali?”
“ah…
ini, tadi sepertinya terkena debu.”
“biar
aku tiupkan” kata Rendi ingin membantuku.
Ketika
Rendi meniupkan mataku, ada seorang pria berperawakan tinggi dan berkulit
putih, laki-laki itu adalah Ilham. Ia selalu memperhatikanku, entah apa yang
sedang ia pikirkan saat itu, seakan-akan melihatku seperti wanita murahan.
Karena ini sudah yang kedua kalinya aku bertemu dengannya bersama dengan
seorang pria yang berbeda-beda. Ketika itu aku sedang berada di sebuah kantor
tempat pasienku, ia menderita penyakit jantung sehingga aku harus memeriksa
keadaannya. Entah kenapa aku selalu bertemu dengan Ilham dimana pun berada,
dikantor itu pun bertemu dengannya saat aku memeriksa pasienku.
Hari
jum’at adalah hari yang membuat ku sibuk, aku harus ke perpustakaan untuk
mengerjakan tugas-tugas. Saat aku mencari-cari buku Ilham menghampiriku dan ia bertanya
kepadaku:
“mengapa
wanita sepertimu ada ditempat seperti ini ?” Tanya nya dengan tersenyum ketus.
“itu
urusan ku, apa perdulimu”. Jawab ku menimpalinya.
“maukah
kamu melayani ku di hotel malam ini ?” ajaknya dengan tersenyum dan meledek ku.
Ternyata
benar ia menilai ku sebagai seorang wanita murahan.
“baik
akan aku layani kamu asalkan bisa membayar ku dengan mahal.” jawab ku dengan
berbisik ditelinganya sambil tersenyum.
“
Sudah berapa pria yang sudah kau layani?”
Sebenarnya telingaku sudah panas dengan
kata-katanya tapi aku berusaha untuk bersabar.
“Apakan
pantas kamu menjadi seorang sarjana hukum jika hanya bisa memvonis orang lain
tanpa ada bukti yang akurat.” jawab ku
menimpalinya dengan membalas meledeknya.
“baik
aku harus pergi banyak pria yang sedang menunggu ku disana.” lanjut ku sambil
berlalu darinya agar dia puas mengejekku.
Di
hari minggu aku ada janji dengan Zika, ia bilang ada temannya yang butuh
bantuan ku untuk menyelesaikan tugasnya. Akhirnya aku bergegas berangkat ke sebuah
kafe yang sangat unik, yang tidak jauh jaraknya dari kampus. Ketika aku sampai
Zika sudah ada di sana bersama dengan seorang pria, aku sungguh kaget ternyata
pria itu sudah sering aku temui.
“Ilham,
itu temanku Nadin sudah datang.” suara Zika dari dalam
Ilham
pun tersentak kaget dan mungkin juga bercampur malu, sepertinya ia tak percaya
dengan orang yang ia temui saat ini.
“Zika
kamu serius dia orangnya ?” Apa dia juga seorang mahasiswi?” Tanya Ilham.
“iya,
dia itu Nadin seorang mahasiswi kedokteran diuniversita ini. ”
“Kenapa
sih, sepertinya kalian sudah saling mengenal .” kata Zika terheran-heran.
Kami
berdua pun hanya tersenyum.
Sejak
kejadian itu aku dan Ilham sering bertemu untuk membantu Tugas Ilham menyelesaikan
tugasnya mengenai hukum tentang medis. Dan akhirnya kami pun sepakat untuk
jadian.
***
Ketika
dikelas, dosen sedang memulai kuliahnya, ada sosok wanita yang begitu tinggi
semampai, berkulit putih, dan sangat cantik masuk kedalam kelas , Hingga semua
mata tertuju pada wanita itu. Ketika dosen menyuruhnya memperkenalkan diri ia
langsung menyebutkan namanya,
“Hallo..My
name is Erika.”
Ternyata
namanya adalah Erika, ia adalah seorang mahasiswi pindahan dari universitas
kedokteran ternama di LA. Dan ketika selesai memperkenalkan diri, Erika
langsung berjalan mencari tempat yang kosong, ia langsung memilih duduk
disampingku.
“Hallo,
my name is Nadin, I live indonesia” sapaku dengan penuh senyum dan ramah.
“oh…hallo,…”
jawabnya dengan penuh senyum juga, wajahnya sangat cantik ketika tersenyum saat
itu.
Setelah
selesai kuliah aku langsung menuju keperpus untuk menemui Ilham dan tak sabar
untuk menceritakan kisahnya hari ini.
“Ilham,
tadi dikelasku ada mahasiswi baru loh pindahan dari Amerika, ia sangat cantik,
dan juga sangat baik menurut ku”
Ilham malah sedang sibuk membuka-buka buku
yang sangat tebal yang sedari tadi dipegangnya.
“Ilham
kamu dengar tidak” Tanyaku kesal kepada Ilham.
“Ada
pa si sayang, iya aku dengar, maaf ya aku lagi sibuk nih, besok harus sudah
kelar”.
“oh
yasudah, kamu selesaikan saja tugas mu dulu, besok deh aku perkenalkan dengan
teman baruku itu ya.”
“ya
sudah, maaf ya sayang hari ni aku tak bisa menemanimu seharian, tapi nanti aku
janji bakalan ganti hari ini dengan hari yang lain untuk buat kamu bahagia.”
“ya
aku ngerti ko, aku tunggu ya hari itu, pergi dulu ya mau ke LAB ni”. jawab ku dengan penuh senyum kepada
Ilham.
***
Selesai
kuliah aku dan Erika menunggu dipusat taman kota, karena Aku sudah janji mau
memperkenalkan Erika kepada Ilham. Ilham pun datang, ia sangat tampan dengan
baju kemeja biru yang ia pakai saat itu.
“Erika
perkenalkan ini Ilham kekasih ku” dengan bahasa inggris ku memperkenalkan
kepada Ilham.
Ilham
tersentak sangat kaget ketika melihat Erika, begitu pun sebaliknya dengan
Erika.
“hai
kalian kenapa, ko pada bengong” tanyaku dengan penuh heran.
“oh…
hallo my name is Ilham.” dengan suara tergagap sedikit sambil memberikan tangannya
untuk perkenalan.
Erika
hanya menyambut tangan Ilham tak berkata sedikit pun.
Ternyata
Erika adalah kekasih Ilham dulu ketika ia berada di LA bersama orang tuanya,
Ilham besar di LA yang dilahirkan dari seorang Ayah berkebangsaan LA dan Ibunya
berasal dari Indonesia. Dulu Erika dan Ilham adalah sepasang kekasih yang
saling mencintai, mereka pun saling berjanji untuk menikah jika sudah
menyelesaikan pendidikan mereka masing-masing. Tapi orang tua Ilham tak
menyetujuinya karena sesuatu hal, Erika sangat sedih dan meninggalkan Ilham
tanpa pamit kepada Ilham. Ilham pun sangat sedih dan menderita ditinggalkan
kekasihnya itu, ia ingin mencari tapi tak tahu harus mencari kemana.
Tapi
kini setelah ia memiliki pengganti Erika, ia sangat bingung dan bimbang harus
memilih siapa, Erika adalah cinta pertamanya yang amat ia cintai dan Nadin juga
wanita yang berada didalam hatinya saat ini.
Setelah
pertemuan itu Ilham dan aku selama perjalanan diam membisu tak ada kata-kata
yang diucapkan Ilham sedikitpun.
***
Malam
minggu pun datang, Ilham pernah berjanji akan mengajakku jalan, ia mengajak ku
kerestoran yang sederhana.
“Nadin
hari ini kamu cantik” Puji Ilham kepadaku.
“Terima
kasih, hari ini karena cinta, aku menjadi seorang putri untuk seorang pangeran yang ada dihadapanku saat ini ”. Jawab ku dengan
penuh puitis.
Kami
pun tersenyum dan menikmati makan malam yang sangat bahagia, seperti disulap
menjadi sepasang pangeran dan putri
direstoran itu.
Malamnya
Ilham memikirkan pertemuan dengan Erika waktu dikampus, ia sangat bingung
ternyata kekasih yang selama ini ia cari datang kembali diantara dirinya dan
Nadin.
***
Esoknya
Erika bertemu dengan Ilham tanpa sepengetahuan ku. Ada yang ingin dikatakan
Erika kepada Ilham.
“Maafkan
aku llham, selama ini telah menghilang dalam kehidupan mu, tapi jujur dalam
hatiku yang terdalam, aku masih mencintai dan menyayangi mu”.
“kenapa
kamu tak pernah memberi kabar kepadaku Erika, hatiku ini sakit menyimpan rasa rindu,
apakah kamu merasakan hal yang sama sepertiku.”
“maaf
Ilham, aku tak punya pilihan, akupun sama sepertimu, rasa rindu didalam hati
ini tak bisa ditahan lagi, aku sangat menyesal, aku masih mencintaimu Ilham”.
“Aku
punya Nadin sekarang, aku sangat bingung dalam kondisi ku saat ini, aku pun
masih sayang kepada mu, tapi bagaimana ?” Ilham berkata dengan perasaan hati
yang berkecamuk.
“Kita
jalani saja hubungan ini dahulu Ilham,
kita mulai dari awal lagi, biar waktu yang akan menjawabnya, aku hanya ingin
berada disampingmu selalu saat ini Ilham.”
Ilham
tak menjawab sepatah kata pun, ia langsung pergi.
Setelah
membaca pesan dari ku, Ilham langsung menemuiku yang sedang berada di kantin,
“hai
sayang kamu lagi apa, ko sendirian saja.” Tanya Ilham dengan mengagetkanku.
“aku
tidak sendiri ko, tadi bersama Rendi dan Zika tapi mereka pergi katanya ada
urusan”.
“oh
begitu, maaf ya kamu pasti kesal ya menunggu ku lama?” Tanya Ilham kepadaku.
“
iya aku marah, habis kamu di sms tapi gak ada balesan. Ilham aku mau bicara sama kamu”.
“Ada
apa sih sepertinya serius sekali” canda Ilham kepada ku.
“bener
ini serius, Minggu depan aku ada baksos di Indonesia untuk menjadi relawan disana,
aku juga sudah rindu dengan ingin kembali melihat tanah kelahiranku itu.”
“memang
sampai kapan Nadin?”
“aku
tak tahu, yang jelas tidak sebentar, akupun sekalian pulang kerumah untuk
menemui orang tuaku disana.”
“ya
sudah aku tak bisa mencegah mu Nadin, jaga dirimu disana, aku tak bisa selalu
menjaga mu disana sayang.”
“iya,,
aku mengerti, aku pasti akan selalu
ingat pesan mu, dan pasti aku sangat merindukanmu disana, sering-sering mengirim
E-mail kepada ku ya.” Jawab ku dengan
menitikkan air mata, karena akan berpisah dengan Ilham.
***
Seminggu
kemudian Aku berangkat ke Indonesia bersama teman-teman.
Selama
Aku tak ada diturki, Erika bisa bergerak bebas dengan Ilham, setiap waktu Ia selalu
menghampiri Ilham, ia berniat ingin memperbaiki kesalahannya. Karena Erika
cinta pertama Ilham yang dikenal sangat baik, cantik dan juga lembut dimata
Ilham, Ilham tak bisa menolak kasih sayang yang diberikan Erika. Akhirnya Ilham
kembali kepada Erika.
Aku
pun mengirim Email kepada Ilham terus menerus, awalnya Ilham selalu membalas
Email ku akan tetapi setelah setahun lamanya Ia tak pernah ada kabar lagi, hati
ku sangat khawatir dan cemas, apa yang terjadi sebenarnya.
Lalu
setelah selesai dengan tugas ku, aku pun langsung kembali ke Turki, bukan
sambutan hangat yang ku dapat tapi aku malah melihat Ilham dan Erika berada di
taman sangat mesra. Hati ku sangat sakit dan hancur saat itu, pantas selama ini
Emailnya tak pernah dibalas.
Ilham
mengejar ku yang saat itu berlari ketika melihat nya dengan Erika, tapi aku
berusaha menghindar, hingga akhirnya ia menggapai ku,
“Nadin
tunggu sebentar, biar aku jelaskan.”
“Tidak
usah Ilham, semuanya sudah cukup jelas, aku sudah tau sekarang, saat pertama
kali bertemu dengan Erika, kenapa kamu tak pernah memberi tahuku kalau Erika
adalah cinta pertama mu, kamu sangat tega Ilham menyakiti hatiku.”
“Nadin
aku sangat bingung saat itu, harus memilih siapa, setelah kamu pergi, Erika
selalu bersama ku dan aku tak tahu apa yang terjadi dengan hati ku.”
“oh,,jadi
kamu dengan mudahnya melupakan semua yang pernah kita lalui bersama, Jika kamu
bingung untuk memutuskan segalanya, baik aku yang memutuskannya, Erika lebih
baik dariku dan juga lebih dulu
mengenalmu dari pada aku. ” Aku menjawab dengan air mata yang berlinang
dan pergi menjauh dari Ilham.
***
Baru aku sadari sifatmu
Yang telah mengkhianatiku
Khianati dari cinta ku
Dan membuat hancur perasaan ku ..
Potongan
Lirik lagu itulah yang sering aku dengar ketika Zika mendengarkan musik dikamar
ku saat menginap, tapi kini akulah yang sedang merasakannya sendiri bagaimana
rasanya dikhianati.
Setelah
kejadian itu, Aku sangat sedih dan sakit karena cinta yang tulus aku bina
Dengan Ilham dan berharap sampai kepada pernikahan, hilang sudah dan berlalu begitu saja. Aku merasa sangat
dikhianati oleh orang yang aku cintai , tapi ini juga sudah menjadi keputusan
ku untuk mengalah kepada Erika, karena selama menjadi teman ku Erikapun sangat
baik kepada ku, aku yakin Ilham bisa bahagia hidup dengan Erika, aku pun tak
mau menjadi penghalang dan penghambat hubungan mereka. Lebih baik mengalah
walaupun sebenarnya hati ini sakit.
Untuk
menghilangkan seluruh kenangan indah ku bersama Ilham, akhirnya aku memutuskan
untuk pulang ketanah air, bekerja di Indonesia dan menjadi relawan disana serta
melanjutkan studiku.
Tentang Penulis
Nur
Azizah, Lahir di Pemalang tanggal 14
Maret 1992. Putri dari pasangan (alm) Bpk Zunaidi dan Ibu Syairah. Saat ini
masih belajar menuntut Ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Alamat email : azkiyatunnufus@ymail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar