Sabtu, 12 Mei 2012

Perkembangan Agama Pada Masa Remaja

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Remaja
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Bisa juga didefinisikan masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa dan perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa.   Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang satu sama lain bertentangan sehingga remaja menjadi terombang-ambing antara berbagai gejolak emosi yang saling bertentangan.
Pengertian remaja menurut pendidikan adalah periode peralihan dari masa siswa ke masa dewasa.  Sedangkan pengertian remaja menurut psikolog adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa.
Adapula yang mendefinisikan bahwa remaja yaitu tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa pengaruh terhadap remaja dalam sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.

B.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja I
Setelah si anak melalui umur 12 tahun, berpindah ia dari masa kanak-kanak yang terkenal tenang, tidak banyak debat dan soal. Mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat  di segala bidang terjadi. Kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula  mengalami kegoncangan karena ia kecewa pada dirinya sendiri. Maka kepercayaan remaja terhadap Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin kadang juga malas. Perasaannya terhadap Tuhan tergantung kepada perubahan emosi yang sedang dialaminya.  Terkadang ia sangat membutuhkan Tuhan ketika ia menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa berdosa. Tapi terkadang pula ia merasa tidak membutuhkan Tuhan karena ia merasa sedang senang, riang dan gembira.
Hendaknya guru agama memahami keadaan anak yang sedang mengalami kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang berjalan sangat cepat. Guru agama dapat memilihkan cara penyajian agama yang tepat bagi mereka sehingga kegoncangan perasaan yang dapat diatasi.

 Ciri-ciri khas masa remaja awal ( 13- 17 tahun ), yaitu :
1.    Status masa remaja dalam periode ini tidak tertentu.
Dalam periode ini status anak remaja dalam masyarakat boleh dikatakan tidak dapat ditentukan dan membingungkan. Pada suatu waktu ia diperlakukan seperti anak-anak, akan tetapi bilamana dia berkelakuan seperti anak-anak, dia mendapat teguran supaya bertindak sesuai dengan umurnya jangan seperti anak-anak.
2.    Dalam masa ini anak remaja emosional
Emosi-emosi yang dialami anak-anak remaja antara lain adalah marah, takut cemas, rasa ingin tahu, iri hati, sedih, kasih sayang dan sebagainya.
3.    Anak  remaja dalam masa ini tidak stabil keadaannya
Dalam masa ini remaja sangat tidak stabil keadaannya. Kesedihan tiba-tiba berganti dengan kegembiraan, rasa percaya diri sendiri berganti dengan rasa meragukan diri sendiri. Kestabilannya ini juga nampak dalam hubungannya dengan masyarakat. Persahabatannya berganti-ganti terutama dengan teman dari lawan jenis sehingga dia belum dapat menentukan rencana untuk masa depan.
4.    Anak-anak remaja mempunyai banyak masalah
Bagi anak remaja ia merasa memiliki banyak masalah karena dahulu di Masa Kanak-kanak dia selalu dibantu oleh orang tua dan guru dalam menyelesaikan persoalannya. Beberapa macam masalah yang dihadapi anak remaja ialah :
a.    Masalah berhubungan dengan keadaan jasmaninya
b.    Masalah berhubungan dengan kebebasannya
c.    Masalah berhubungan dengan nilai-nilai
d.    Masalah berhubungan dengan peranan wanita dan pria
e.    Masalah berhubungan dengan hubungan anggota dari lawan jenis
f.    Masalah behubungan dengan hubungan dalam masyarakat
g.    Masalah berhubungan dengan jabatan
h.    Masalah berhubungan dengan kemampuan
C.    Perkembangan Agama Pada Masa Remaja II
Masa remaja terakhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Istilah agama dapat dikatakan telah mencapai tingkat baligh-berakal. Mereka mengharap atau menginginkan perhatian dan tanggapan orang lain, baik dari orang tua, guru maupun masyarakat ramai agar mereka dihargai dan diperlakukan seperti orang dewasa.
Remaja sedang berusaha untuk mencapai peningkatan dan kesempurnaan kepribadiannya maka mereka juga ingin mengembangkan agama. Caranya menerima dan menanggapi pendidikan agama jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya. Mereka ingin agar agama menyelesaikan kegoncangan dan kepincangan yang terjadi dalam masyarakat.
Kecerdasan remaja telah sampai kepada menuntut agar ajaran agama yang dia terima itu masuk akal, dapat difahami dan dijelaskan secara ilmiah dan rasional. Ada hal-hal yang menggelisahkan remaja yaitu tampaknya perbedaan antara nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh agama dengan kelakuan orang dalam masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai guru agama hendaknya dapat memahami betul-betul perkembangan jiwa agama yang sedang dilalui oleh remaja dan memilih metode yang cocok dalam pelaksanaan pendidikan agama.
Ciri-ciri khas dalam masa remaja akhir (17 -21 tahun ), yaitu :
1.    Kestabilan bertambah
2.    Lebih matang dalam cara menghadapi masalah
3.    Ikut campur tangan dari orang dewasa berkurang
4.    Ketenangan emosional bertambah
5.    Pikiran realistis bertambah
6.    Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan

Perkembangan emosi dalam masa remaja akhir
1.    Marah
2.    Takut dan cemas
3.    Iri hati
4.    Rasa menginginkan dengan sangat pada benda-benda milik anak atau orang lain
5.    Rasa senang
6.    Rasa sedih
7.    Kasih saying
D.    Sikap Remaja Terhadap Agama
Perasaan remaja dalam beragama memang dapat dipengaruhi oleh perasaan beagama yang didapat dari masa sebelumnya dan lingkungan dimana ia tinggal. Bagi remaja yang tidak beruntung mempunyai orang tua bijaksana yang mampu memberikan bimbingan agama pada waktu kecil, maka usia remaja akan dilaluinya dengan berat dan sulit.
Gambaran remaja tentang Tuhan dengan sifat-sifatnya merupakan bagian dari gambarannya terhadap alam dan lingkungannya serta dipengaruhi oleh perasaan dan sifat dari remaja itu sendiri. Perasaan beragama pada remaja khususnya terhadap Tuhan tidaklah tetap. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya kepada-Nya, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh bahkan menentang. 
1.    Percaya Turut-turutan
Kebanyakan remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama, karena mereka terdidik dalam lingkungannya yang beragama, karena ibu bapaknya orang beragama, teman-temannya dan masyarakat sekelilingnya rajin ibadah. Maka mereka ikut percaya dan melaksanakan ibadah serta ajaran-ajaran agama, sekedar mengikuti suasana lingkungan di mana ia hidup.
Kepercayaan turut-turutan itu biasanya terjadi, apabila orang tuanya memberikan didikan agama dengan cara yang menyenangkan jauh dari pengalaman-pengalaman pahit di waktu kecil sehinga cara kekanak-kanakan dalam Bergama it uterus berjalan.
Percaya turut-turutan ini biasanya tidak lama dan banyak terjadi hanya pada masa-masa remaja pertama ( umur 13 tahun ). Sesudah itu bisanya berkembang kepada cara ynang lebih kritis dan lebih sadar.
2.    Percaya Dengan Kesadaran
Setelah kegoncangan remaja pertama ini agak reda, yaitu umur 16 tahun di mana pertumbuhan jasmani hamper selesai dan kecerdasan juga sudah dapat berpikir lebih matang dan pengetahuan telah bertambah pula. Semuanya itu mendorong remaja kepada lebih tenggelam lagi dalam memikirkan dirinya sendiri. Perhatian kepada ilmu apengetahuan dan agama serta soal-soal social masyarakat bertambah besar dan semakin membangun.
Kesadaran agama atau semangat agama pada maa remaja itu mulai dengan kecenderungannya remaja kepada meninjau dan meneliti kembali caranya beragama di masa kecil dulu.
3.    Kebimbangan Beragama
Kebimbangan terhadap ajaran agama yang pernah diterimanya tanpa kritikawaktu kecilnya merupakan pertanda bahwa kesadaran beragama telah terasa oleh remaja. Kebimbangan remaja terhadap agama itu tidaklah sama berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan kepribadiannya.
Rasa keragu-raguan kepada Tuhan pun dapat berakhir dengan keingkaran, apabila ia merasa bahwa Tuhan tidak melindungi atau tidak menolong bangsa atau golongannya namun tidak semua remaja yang bimbang akan berakhir dengan keingkaran.
4.    Tidak Percaya Kepada Tuhan
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari wujud Tuhan dan menggantikannya dengan kepercayaan lain. Mungkin sekali remaja itu merasa tidak percaya kepada Tuhan, mengaku bahwa dirinya ateis.  Mungkin karena terlalu kecewa atau menderita bathin atau juga merasa sakit hati yang telah bertumpuk-tumpuk, sehingga ia putus asa terhadap keadilan dan kekuasaan Tuhan.
Biasanya para remaja itu apabila telah mengetahui sedikit tentang bermacam-macam ilmu pengetahuan, disangkanya bahwa ia telah hebat dan mendalami ilmu tersebut. Berbeda halnya dengan remaja yang beriman, mereka akan cemas melihat pengetahuan akan merongrong keyakinannya. Karena itulah maka semangat beragamanya semakin menyala dan berusaha mebela agama dari segala keumngkinan serang-serangan yang ditunjukkan kepada agama.
E.    Perkembangan Rasa Agama
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohani para remaja, maka agama para remaja ini menyangkut adanya perkembangan, yang mana penghayatan para remaja terhadapa ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja benyak berkaitan dengan perkembangan itu. Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohani, yaitu :
1.    Pertumbuhan Pikiran dan Mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Agama yang ajarannya bersifat lebih konsrvatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
2.    Perkembangan Perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan Sosial, ethis dan setetis mendorong remaja untuk menghayati prikehidupan yang terbiasa dalam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorong dirinya untuk lebih dekat ke arah hidup agamis.
3.    Pertimbangan Sosial
Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material, remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan materi maka pandangan remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.
4.    Perkembangan Moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha mencari  proteksi.
5.    Sikap dan Minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal itu tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka. Lum selesai
F.    Pendidikan Agama Pada Remaja
Pada hakikatnya masa remaja yang utama ialah masa menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa.  Para ahli psikologi dan pendidikan belum sepakat mengenai rentang usia remaja, namun beberapa ahli mengatakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13-19 tahun.
Dalam bidang agama, para ahli psikologi agama menganggap bahwa kemantapan beragama biasanya tidak terjadi sebelum usia 24 tahun, rentangan remaja mungkin diperpanjang hingga 24 tahun. 
Para ahli telah setuju bahwa masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak yang akan ditinggalkannya menjelang masa dewasa yang penuh tanggung jawab.  Dalam peta psiokologi remaja terdapat tiga bagian, yaitu :
a.    Fase Pueral
Pada masa ini remaja tidak mau dikatakan anak-anak, tetapi juga tidak bersedia dikatakan dewasa
b.    Fase Negatif
Fase ini hanya berlangsung beberapa bulan saja yang ditandai oleh sikap ragu-ragu, murung, suka melamun dan sebagainya
c.    Fase Pubertas
Secara umum, masa remaja merupakan masa pancaroba yang penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Hal ini lebih disebabkan oleh perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat berlangsungnya, terutama dalam hal fisik, perubahan dalam pergaulan sosial, perkembangan intelektual, adanya perhatian dan dorongan pada lawan jenis.
    Mengenai problema yang disebut terakhir, agama pada dasarnya remaja telah membawa potensi beragama sejak dilahirkan dan itu merupakan fitrahnya. Yang menjadi masalah saat ini ialah bagaimana remaja mengembangkan potensi tersebut???
    Ide-ide agama, dasar-dasar dan pokok-pokok agama pada umumnya diterima seseorang pada masa kecilnya. Apa yang diterima sejak kecilnya, akan berkembang dan tumbuh subur, apabila anak remaja dalam menganut kepercayaan tersebut tidak mendapat kritikan. Dan apa yang tumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipeganginya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya.
Mengenai perkembangan kognitif pada usia remaja sangat memberi kemungkinan terjadi perpindahan atau transisi dari agama lahiriah menuju agama yang bathiniah. Dengan demikian, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungannya dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju iman yang sifatnya sungguh-sungguh personal.

1 komentar: